500 Petani Muda Muncul di Kukar, Dorong Percepatan Modernisasi Pertanian

intuisi

25 Nov 2025 16:41 WITA

Loa Ipuh
Ilustrasi- Hasil bumi sebagai ketahanan pangan di Kukar. (Istimewa)

Tenggarong, intuisi.co-Saat banyak daerah masih mengandalkan pembangunan fisik untuk menggerakkan sektor pangan, Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah berbeda. Pemkab menilai bahwa kekuatan pertanian masa depan tidak lagi ditentukan oleh banyaknya alat atau jenis infrastruktur, tetapi oleh kualitas manusia yang mengoperasikannya. Karena itu, pemerintah kini mengarahkan pembangunan pertanian pada penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) sebagai strategi jangka panjang.

Pergerseran fokus ini menjadi salah satu agenda prioritas dalam visi Kukar Idaman Terbaik. Pemerintah daerah ingin memastikan bahwa Kukar tidak hanya menjadi lumbung pangan Kalimantan Timur, tetapi juga mampu mendukung kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan tenaga pertanian yang terampil, adaptif, dan akrab dengan teknologi. Arah kebijakan tersebut ditetapkan langsung oleh Bupati Aulia Rahman Basri bersama Wakil Bupati Rendi Solihin.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa pemerintah sedang membangun ekosistem belajar yang lebih terstruktur dan relevan bagi petani. Sebanyak 162 Sekolah Lapangan disiapkan untuk memperkuat keterampilan teknis mulai dari pertanian presisi, analisis hara tanah, budidaya berkelanjutan, hingga manajemen usaha tani.

“Ini bukan soal banyaknya bantuan, tapi bagaimana petani mampu berdiri di atas kaki sendiri. Targetnya 100 ribu pelaku pertanian bisa merasakan manfaat jangka panjang hingga 2030,” kata Taufik pada Selasa (25/11/2025).

Ia menambahkan, Sekolah Lapangan ini berperan mengubah pola bertani tradisional menjadi proses yang lebih ilmiah. Petani tidak hanya diajarkan cara menanam, tetapi juga cara membaca data, menganalisis kebutuhan tanaman, dan menghitung potensi risiko. Pendekatan ilmiah tersebut diharapkan memperkuat ketahanan petani terhadap perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas.

Di sisi lain, kehadiran generasi muda memberi warna baru pada transformasi pertanian Kukar. Saat ini, setidaknya 500 petani muda aktif mengembangkan usaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. Mereka mulai menggunakan drone sprayer, pencatatan digital berbasis aplikasi, serta menerapkan teknik budidaya ramah lingkungan untuk meningkatkan efisiensi produksi.

“Anak-anak muda ini membawa semangat wirausaha dan keberanian mengambil risiko. Ini yang membuat transformasi pertanian berjalan lebih cepat,” ujarnya.

Untuk memperkuat akurasi pendampingan, Distanak juga melakukan pemutakhiran data 48 ribu kelompok tani melalui Simluhtan. Data tersebut mencakup 28.940 petani binaan, ribuan peternak, serta nelayan di berbagai kecamatan. Dengan pembaruan data, setiap program pelatihan dan bantuan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik di lapangan.

Di sektor peternakan, pemerintah menyiapkan bantuan bibit ternak bagi lebih dari 3.000 peternak. Program ini tidak hanya bertujuan memperkuat populasi hewan lokal, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi komunitas peternak desa melalui peningkatan produktivitas dan manajemen pakan.

Seluruh upaya tersebut dirancang sebagai investasi jangka panjang. Pemerintah daerah ingin memastikan bahwa pertanian Kukar tidak berjalan berdasarkan kebiasaan atau dorongan sesaat, melainkan tumbuh melalui perencanaan matang, adopsi teknologi, dan peningkatan literasi usaha tani.

“Petani tangguh bukan soal sebanyak apa alat modernnya, tapi seberapa mandiri mereka dalam mengelola usaha. Mandiri itu yang menciptakan daya saing,” tutup Taufik. (adv/rio)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!