Puluhan Guru SD Sangsel Kutim Ikut Diklat Kurikulum Merdeka
Sebanyak 30 tenaga pendidik atau guru di Sangatta Selatan mengikuti pelatihan materi implementasi Kurikulum Merdeka.
Sangatta, intuisi.co-Kurikulum Merdeka mulai diterapkan pada Februari 2022 lalu oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Pada Februari 2022 lalu, Kemendikbudristek resmi luncurkan kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya. Metode ini pun sudah diterapkan menyuluruh di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Sangatta, Kutai Timur.
Pada Senin, 22 Mei 2023 sebanyak 30 guru dan kepala sekolah SD di Kecamatan Sangatta Selatan (Sangsel), mengikuti Pendidikan Latihan (Diklat) Pembelajaran Abad 21 dan Implementasi Kurikulum Merdeka, di Aula SDN 01 Sangsel.
Diklat ini berlangsung selama empat hari pada 22-25 Mei 2023, menghadirkan fasilitator berpengalaman dari Jakarta, Agus Sampurna. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sangsel dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) serta Dinas Pendidikan Kutim.
Manager Community Empowerment KPC Nanang Supriyadi mengatakan, kegiatan itu diinisiasi oleh K3S untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Khususnya implementasi kurikulum.
“Sebagai katalisator pembangunan di Kutai Timur, kami (KPC) mendukung kegiatan ini,” kata Nanang.
Kurikulum Merdeka Didukung KPC Kutim
Lebih lanjut Nanang mengatakan, dukungan KPC terhadap kegiatan Diklat itu merupakan salah satu implementasi program CSR perusahaan dalam bidang pendidikan.
“Kami memiliki tujuh bidang program CSR, salah satunya peningkatan kualitas pendidikan. Inilah salah satu bentuk kegiatannya berupa Diklat ini,” kata Nanang.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas), Dinas Pendidikan Kutai Timur, Uud Sudiharjo, mengapresiasi kegiatan Diklat Pembelajaran Abad 21 dan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Pasalnya, kegiatan itu sangat dibutuhkan oleh guru dan kepala sekolah. Mengingat perkembangan teknologi sangat pesat, memaksa sistem pendidikan harus beradaptasi dengan perkembangan yang ada.
“Kami sudah meminta 30 orang peserta Diklat agar mengikuti seluruh pelatihan dengan serius,” tegasnya. “Mohon kepada peserta agar mengikuti Diklat ini dengan sungguh-sungguh. Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” sambungnya.
Diklat Pembelajaran Abad 21 dan Implementasi Kurikulum Merdeka, tidak hanya teori di kelas saja. Pada empat hari ini, peserta langsung praktek di sekolahnya masing-masing, diawasi langsung oleh fasilitator.
“Setelah itu kembali ke kelas untuk mengevaluasi praktek yang dilakukan, sampai para guru mahir dan benar-benar memahami seluruh materi pelatihan,” pungkasnya. (adv/mon)