Tenggarong, intuisi.co– Upaya memperkuat sektor perikanan di Kutai Kartanegara (Kukar) memasuki fase baru tahun depan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar mulai memperluas cakupan pemberdayaan dengan target menjangkau hingga 10 ribu nelayan setiap tahun, sejalan dengan arah kebijakan Bupati Kukar dalam kerangka Kukar Idaman Terbaik.
Kepala DKP Kukar, Muslik, menjelaskan bahwa pada RPJM sebelumnya, Bupati telah menetapkan program dedikasi berupa fasilitasi 25 ribu nelayan, yang berhasil dituntaskan pada 2024. Memasuki periode perencanaan baru, cakupan program diperluas secara lintas sektor hingga menyasar 100 ribu pelaku usaha pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Targetnya, kita bisa memfasilitasi kurang lebih 10 ribu pelaku usaha (nelayan) per tahun, kira-kira 50 persennya dari sektor perikanan,” jelasnya.
Fasilitasi tersebut diberikan dalam bentuk bantuan langsung, mulai dari perahu, mesin, alat tangkap, hingga sarana budidaya seperti kolam, keramba, bibit, dan pakan. Seluruh bentuk dukungan ini diarahkan untuk memperkuat daya saing nelayan dan pembudidaya di tingkat desa.
“Bantuan pemberdayaan yang kami berikan selama ini bersifat langsung dan menyentuh kebutuhan dasar pelaku usaha,” ujar Muslik pada Jumat (28/11/2025).
Selain itu, penguatan fasilitas dasar juga masuk prioritas. DKP mendorong peningkatan fungsi Tempat Pendaratan Ikan (TPI), penguatan Unit Pembenihan Rakyat (UPR), serta pengembangan unit pengolahan ikan rumah tangga. Seluruh langkah tersebut menjadi bagian penting dari agenda nelayan tangguh dalam Kukar Idaman Terbaik.
Saat ini terdapat 1.046 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar dari pesisir hingga kawasan hulu. Untuk mendukung kapasitas produksi, DKP menargetkan budidaya tahun 2025 mencapai 378 juta benih dan satu juta kilogram pakan.
Namun dinamika harga di lapangan masih menjadi tantangan besar; harga ikan nila dan mas sempat turun hingga Rp 25.000 per kilogram, sehingga menekan pendapatan pembudidaya. Sebagai respon, DKP mendorong strategi hilirisasi melalui diversifikasi produk, pengolahan hasil panen, serta rencana pembangunan cold storage di beberapa titik strategis. Langkah ini diharapkan mampu memperpanjang daya simpan, menjaga kualitas, dan memperluas pasar produk perikanan.
Muslik menegaskan bahwa mekanisme pemberian bantuan juga akan diperketat menyusul temuan penyalahgunaan bantuan hibah di tahun sebelumnya. “Ke depan penerima harus memiliki kartu keanggotaan dan direkomendasikan desa. Ini supaya lebih tertib dan tepat sasaran,” tegasnya.
Ia berharap strategi hilirisasi akan mendorong pembudidaya mengembangkan nilai tambah produk, bukan sekadar menjual ikan segar. “Harapan kami, pembudidaya tidak hanya menjual ikan segar, tapi juga bisa mengolah hasil panen agar nilai jualnya meningkat,” tutupnya. (adv/rio)



