Tenggarong , intuisi.co– Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam memperkuat layanan kesehatan dasar kini mencapai tahap penting. Transformasi Posyandu yang selama beberapa tahun terakhir disiapkan mulai dipacu melalui rangkaian advokasi, koordinasi, hingga bimbingan teknis bagi seluruh Tim Penggerak (TP) Posyandu se-Kukar. Langkah ini menjadi fondasi utama untuk memastikan Posyandu mampu berperan sebagai pusat layanan terpadu di tingkat desa dan kelurahan.
Ketua Tim Kerja Integrasi Layanan Primer dan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Dinas Kesehatan Kukar, Dewi Rosmalia, menegaskan bahwa agenda tersebut dirancang untuk memperkuat kesiapan Posyandu dalam mengemban amanat baru sesuai arah kebijakan layanan dasar daerah.
“Kegiatan hari ini merupakan advokasi, koordinasi, dan bimbingan teknis bagi TP Posyandu se-Kabupaten Kutai Kartanegara. Agenda ini dilakukan dalam rangka memperkuat pengelolaan Pustu dan Posyandu pada proses transformasi layanan primer,” jelasnya, Kamis (27/11/2025).
Ia mengatakan, perubahan peran Posyandu saat ini jauh lebih besar dibandingkan format sebelumnya. Jika dulu fokusnya hanya layanan kesehatan, kini Posyandu menjadi simpul pelayanan enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Jika dulu Posyandu hanya bergerak di bidang kesehatan, kini cakupannya meluas menjadi enam bidang SPM, ada bidang sosial, pendidikan, kesehatan, PU, PR, dan trantib/linmas,” ungkap Dewi.
Meski cakupannya semakin kompleks, kegiatan penguatan kali ini tetap menitikberatkan pada sektor kesehatan sebagai dasar utama layanan masyarakat. Dewi menambahkan, transformasi juga membawa perubahan signifikan dalam pola layanan. Model Posyandu tematik seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia, atau Posbindu PTM kini digabung menjadi satu wadah terpadu.
“Sekarang semuanya terintegrasi menjadi satu, yaitu Posyandu Terintegrasi. Posyandu ini melayani seluruh siklus hidup, dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak sekolah, remaja, usia dewasa hingga lansia,” bebernya.
Agar model baru ini berjalan efektif, dukungan lintas sektor menjadi hal yang sangat diperlukan. Ia menyebutkan bahwa camat memiliki peran krusial dalam mendorong kinerja Posyandu, terutama dalam pembinaan kader.
Menurut Dewi, kualitas kader menjadi faktor penentu keberhasilan implementasi layanan terpadu. Mereka dituntut menguasai berbagai kompetensi yang lebih luas dibandingkan sebelumnya.
“Kader Posyandu harus ditingkatkan kapasitasnya. Mereka perlu menguasai 25 keterampilan dasar, yaitu kompetensi yang wajib dimiliki untuk melayani Posyandu siklus hidup,” tuturnya.
Dewi menegaskan bahwa meski struktur baru Posyandu kini memuat enam bidang, pendampingan teknis tidak hanya berada di tangan Dinas Kesehatan. OPD lain akan membina bidang sesuai kewenangannya.
“Untuk bidang lain seperti pendidikan, pembinaan selanjutnya oleh OPD terkait. Misalnya dinas pendidikan akan menangani bidang pendidikan pada Posyandu,” ucapnya.
Transformasi ini selaras dengan arah kebijakan layanan dasar yang diusung Pemerintah Kabupaten Kukar melalui Program Dedikasi Kukar Idaman Terbaik. Program seperti Etam Sejahtera hingga Makan Bergizi Balita-Lansia menjadi penguatan sekaligus pendamping fungsi Posyandu sebagai pintu masuk layanan kesehatan masyarakat di tingkat akar rumput. (adv/rio)



