Samarinda, intuisi.co – Perhotelan termasuk sektor yang begitu terdampak pandemi covid-19. Namun belakangan, situasi mulai dirasakan membaik. Okupansi kembali mencatatkan peningkatan. Tingkat penghunian hotel (TPK) berbintang di Kaltim dari 39,10 persen pada Agustus 2020, menjadi 51,19 persen pada September lalu.
Torehan tersebut memberi angin segar bagi sektor perhotelan di Bumi Etam selama masa pandemi. Kenaikan 12,09 poin diraih dalam 30 hari. “Jika dibandingkan dengan September 2019 (year-on-year/yoy) terjadi penurunan TPK sebesar 6,84 poin. Yaitu dari 58,03 persen menjadi 51,19 persen pada tahun ini,” sebut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono dalam keterangan pers yang diterima intuisi.co, Rabu pagi, 4 November 2020.
Pendataan BPS Kaltim, pada September 2020 hotel berbintang 4 mengalami raihan TPK tertinggi sebesar 55,66 persen. TPK terendah dicatatkan hotel berbintang 1 dengan 0 persen. Sedangkan hotel berbintang lainnya masing-masing di antaranya hotel berbintang 2 sebesar 51,96 persen, hotel berbintang 3 sebesar 50,84 persen, dan hotel berbintang 5 39,01 persen.
Hotel Bintang Lima Paling Terpukul
Ditilik lebih jauh, tahun ini menjadi pukulan telak bagi hotel bintang lima. Pasalnya apabila disandingkan dengan TPK 2019 terjadi penurunan sangat signifikan. Periode Agustus-September 2020 okupansi naik 12,82 poin, dari 26,19 menjadi 39,01 persen.
“Sementara jika dibandingkan periode serupa tahun lalu, hotel bintang lima turun 30,88 poin. Dari 69,89 persen menjadi 39,01,” urai Anggoro.
Secara umum, rerata menginap tamu hotel berbintang di Kaltim naik 0,19 hari. Dari Agustus 1,54 hari menjadi 1,73 pada September 2020. Tamu mancanegara juga mengalami peningkatan. “Dari 1,61 hari menjadi 2,32 hari. Atau terjadi pertambahan 0,71 hari,” jelasnya.
Tingkat kunjungan pelancong dari luar negeri juga terpengaruh oleh pandemik virus corona. Hingga September 2020 tercatat hanya ada 9 kunjungan. Padahal Agustus lalu hanya 13. Dibandingkan September 2019, tercatat 415 wisatawan mancanegara berkunjung ke Kaltim yang didominasi turis Asia Tenggara. “Kaltim mengalami penurunan 406 kunjungan,” pungkasnya. (*)