Samsun Pastikan Optimalisasi Lahan Pertanian di Tenggarong Seberang
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menjawab keresahan para petani di Desa Bukit Raya dan sejumlah desa lain di Tenggarong Seberang.
Samarinda, intuisi.co – Petani di Desa Bukit Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara kerap menderita karena banjir. Ketika petaka itu terjadi mereka teracam gagal panen, sebab butuh waktu sepekan sampai dua pekan baru air menyusut. Petani pun merugi. Kondisi ini dialami para petani sejak 2006. Hal itu diduga dipicu bukaan lahan karena aktivitas pertambangan batu bara serta perkebunan yang ada di kawasan tersebut.
“Banjir ini keluhan utama, apalagi kalau hujan deras. Ya, siap-siap saja,” ujar Harnoto, Kepala Desa Bukit Raya kepada intuisi.co pada Selasa sore, 1 Desember 2020.
Rupanya selain Bukit Raya, ada desa lain juga yang terdampak ketika banjir yakni Desa Manunggal Jaya, Karang Tunggal, Loa Lepu, Tanjung Batu dan Bangun Rejo. Desa-desa ini merupakan kawasan transmigrasi warga dari Pulau Jawa sejak 1980. Nah, khusus lawan persawahan yang terkena banjir totalnya ada 500 hektare. Jumlah tersebut adalah milik 18 kelompok tani yang ada di Desa Bukit Raya, belum lagi di desa lain.
Syukurnya, keluhan ini ditangkap oleh Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan tahun ini desa tersebut bakal memperoleh optimalisasi lahan pertanian. Dengan demikian keluhan yang dialami selama ini bisa direduksi.
“Kami sudah siapkan Rp2,5 miliar untuk pembangunan irigasi, pintu air, jembatan dan tanggul penghambat air. Kegiatannya sudah siap lelang,” ujarnya.
Dia pun sempat meninjau dan berdiskusi dengan para warga setempat. Fakta tersebut dilihat langsung. Besar harapan proyek ini bisa memberi manfaat bagi warga sekitar. Tak hanya itu, pengerjaannya pun kian penting lantaran Kutai Kartanegara masih menjadi daerah penghasil pangan terbesar di Kaltim. Total produksi beras pada 2018 sebanyak 83.356,81 ton. Pada tahun berikut, 2019, total produksi turun jadi 70.136,52 ton. Meski turun tapi angka produksi padi dan beras di Kutai Kertanegara tetap unggul dibanding sembilan kabupaten dan kota lain di Kaltim.
“Semoga kegiatan ini aliran air bisa lebih lancar ke Sungai Pelajuan yang ada di sekitar enam desa lainnya,” pungkasnya. (*)