Proyek Jalan Pendekat Jembatan Pulau Balang Perlu Rp1,25 Triliun
Jembatan Pulau Balang yang telah terhubung menjadi tak bisa dilalui karena jalan pendekat sisi Balikpapan yang belum tuntas.
Samarinda, intuisi.co – Jembatan Pulau Balang sudah terhubung sejak akhir Oktober 2020. Namun demikian, infrastruktur penghubung Penajam Paser Utara (PPU) dan Balikpapan tersebut belum 100 persen terbangun. Tersisa jalan pendekat yang masih belum tuntas.
Situasi itupun mendapat perhatian serius DPRD Kaltim. Sejumlah persoalan telah diurai dalam kunjungan ke lokasi proyek tersebut pada Sabtu, 13 Februari 2021. “Kami sudah melakukan kunjungan ke lokasi. Sejumlah fakta kami temui,” sebut Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, dikonfirmasi Selasa siang, 16 Februari 2021.
Menurut politikus DPD PDI Perjuangan Kaltim itu, masalah utama pembangunan jalan pendekat Jembatan Pulau Balang adalah pembiayaan. Meliputi pembebasan lahan dan pengerjaan fisik jalan pendekat dari arah Balikpapan ke PPU.
Dibutuhkan Rp1,25 triliun untuk menuntaskan kekurangan tersebut. Yang direncanakan bakal diturunkan lewat dua termin pengerjaan. “Pembebasan lahan itu perlu Rp350 miliar, kemudian fisiknya Rp900 miliar,” lanjut Samsun.
Informasi dihimpun intuisi.co, setidaknya masih ada 129 hektare lahan lagi yang perlu dibebaskan. Utamanya dari sisi Balikpapan. Sedangkan menurut detail engineering design (DED) atau detail gambar kerja yang telah dibuat DPUPR-Pera Kaltim, pembangunan fisik jalan pendekat tersebut memerlukan biaya sekitar Rp930 miliar. Terdiri dari spesifikasi sepanjang 15,35 kilometer dengan right of way (ROW) atau lebar badan jalan 80–100 meter.
Rencananya, jalan pendekat tersebut dibangun dengan desain dua lajur dan empat lajur. Direncanakan pengerjaan fisiknya mulai 2021 ini dengan masa pengerjaan dua tahun. Ditargetkan Jembatan Pulau Balang terhubung sepenuhnya dari sisi Balikpapan ke PPU pada 2022.
“Jika melihat kondisi keuangan daerah, penyelesaian akses penghubung dua kota ini baru dilakukan bertahap beberapa tahun ke depan,” terangnya.
Riwayat Jembatan Pulau Balang
Jembatan Pulau Balang telah dibangun sejak 2007 lalu. Sejak pertama dikemukakan, proyek ini dianggap strategis karena memangkas waktu perjalanan dari Balikpapan ke PPU maupun sebaliknya. Sebelumnya, lalu lintas dari Balikpapan ke PPU maupun berlanjut ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, serta kota lainnya, harus memutar melewati Sepaku dengan tambahan jarak sekitar 100 kilometer dan waktu tempuh 5 jam.
Kini, PPU telah ditetapkan sebagai lokasi baru ibu kota negara (IKN) bersama Kutai Kartanegara. Proyek Jembatan Pulau Balang pun kian strategis. DPRD Kaltim terus mendorong komitmen pemerintah dalam penyelesaian proyek ini.
“Kalau tidak dilanjutkan sayang karena jembatan sudah jadi (tersambung). Bertahap akan kita selesaikan,” pungkas Samsun. (*)
View this post on Instagram