Longsor Teluk Bajau Tak Beres-beres, Warga Hanya Diminta Sabar

Alexander Hutabarat

14 Apr 2021 21:42 WITA

samarinda seberang
Penanganan longsor di Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang. (alexander hutabarat/intuisi.co)

Samarinda, intuisi.co – Berbulan-bulan sejak kejadian pertama, longsor masih terus terjadi dan menimbun Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, lebih dikenal dengan sebutan Teluk Bajau.  Penanganannya pun belum tuntas hingga saat ini. Warga begitu waswas longsor susulan datang lagi. Lebih-lebih di tengah musim hujan begini.

“Permasalahan utama di bukit itu (Teluk Bajau) tanahnya sangat gembur,” sebut Sekretaris Daerah atau Sekda Provinsi Kaltim, Muhammad Sabani, dikonfirmasi Rabu sore, 14 April 2021.

Longsor di Teluk Bajau jelas jadi keresahan penduduk sekitar. Pasalnya jalur yang berulang kali ditimbun, merupakan satu-satunya penghubung Samarinda Seberang dan Palaran. Jalan alternatif sebenarnya sudah tersedia. Namun tak banyak yang berani melintas. Lantaran struktur jalan yang terlalu terjal melewati kolong Jembatan Mahkota II. Adapun alternatif kedua melewati jembatan, jarang dipilih warga karena terlalu jauh bila hendak menuju Samarinda Seberang.

Informasi dihimpun intuisi.co, kawasan longsor tersebut dulunya bekas galian perusahaan tambang batu bara. Dilaporkan beraktivitas 11 tahun lalu atau pada 2010 silam. Setidaknya dua perusahaan tambang beroperasi di sekitar lokasi tersebut. Salah satunya baru berhenti mengeruk pada 2016 silam.

Mengenai persoalan di Jalan Pattimura, Sabani turut menyatakan keseriusan Pemprov dalam penanganannya. Ia begitu menyadari jalan tersebut merupakan akses krusial bagi dua kecamatan.

Sampai saat ini, pihaknya masih memastikan penyebab longsoran tersebut. Termasuk terhadap bekas galian sekitar yang dibiarkan. “Pemiliknya siapa, kenapa dibiarkan. Kalau ditangani, mau dibuang ke mana, apakah sehari langsung selesai,” sebutnya.

Sabar Saja Tunggu Penanganan Teluk Bajau

Dari peninjauannya, timbunan tanah yang longsor tersebut memiliki struktur yang tidak padat dan mudah longsor, terutama saat hujan. Kasatmata, tanah tersebut tampak seperti bekas galian yang ditumpuk. Jika benar demikian, sampai kapan pun rentan longsor bila dibiarkan. “Biar sepuluh alat berat kita kerahkan, pasti kewalahan juga,” tuturnya.

Atas kondisi tersebut, Sabani berharap warga bisa sabar untuk sementara waktu. Terutama bagi para pengusaha. Sebab jalur ini tak hanya dilewati masyarakat umum tapi juga kendaraan roda jamak atau kontainer yang hendak menuju Pelabuhan Peti Kemas Palaran. Saat ini pemerintah terus berupaya meminimalisasi longsor tersebut serta mengupayakan tidak terjadi lagi.

“Ya, semoga aja lah bisa tertangani cepat, tapi penanganannya tidak serta merta jadi. Tapi perlu waktu dan proses,” pungkasnya. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!