HeadlineSorotan
Trending

Ada 14 Pelajar Kaltim di Antara 243 WNI yang Dievakuasi dari Wuhan ke Natuna

Ke-14 pelajar asal Kaltim ini masih melewati tahapan karantina di Natuna. Pemerintah daerah menyiapkan skenario penyambutan kepulangan.

Samarinda, intuisi.co – Ratusan warga negara Indonesia (WNI) dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok, ke Tanah Air. Di antara 243 WNI yang saat ini menjalani masa observasi dan karantina di Natuna, Kepulauan Riau, terdapat 14 mahasiswa asal Kaltim.

Wuhan diketahui sebagai lokasi awal merebaknya virus corona. Hingga Kamis, 6 Februari 2020, telah tercatat 28.268 kasus. Sebanyak 1.208 pengidap telah dinyatakan pulih. Sedangkan 565 yang lain meninggal dunia. Dari angka tersebut, hanya dua korban meninggal yang bukan dari Tiongkok.

Kondisi tersebut membuat warga negara Indonesia yang telah dievakuasi dari Wuhan, mesti mendapat pemantauan khusus. Total 243 orang telah dipulangkan ke Tanah Air dari Wuhan pada 2 Februari 2020. Belakangan, diketahui belasan di antaranya adalah pelajar asal Kalimantan Timur Plus satu orang dari provinsi tetangga, Kalimantan Utara.

Baca juga:  Pasien Covid-19 Sembuh Meroket, Sisa Kasus Positif Kaltim Tak Sampai 100

Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas Sekretaris Provinsi atau Sekprov Kaltim, Muhammad Saabani, kepada awak media di Kantor Gubernur Kaltim, Kamis siang, 6 Februari 2020.

Kendati demikian, publik diminta tetap tenang meski belum satupun di antara WNI tersebut dinyatakan negatif. “Alhamdulillah sehat. Yang jelas sementara masih masa inkubasi jadi kita tunggu saja,” sebutnya.

Saabani belum merinci ke-14 mahasiswa dimaksud. Hanya disebutkan daerah asalnya dari beberapa kabupaten/kota di Kaltim.

Saat ini pemerintah daerah hanya bisa menunggu. Mekanisme kepulangan sepenuhnya diatur pemerintah pusat. “Jangan khawatir. Setelah melewati isolasi dan masa inkubasi telah berakhir, maka yang dipulangkan sudah berarti sehat,” lanjut Saabani.

 

View this post on Instagram

 

Disebutkan dr Nurliana Adrianti Noor, kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD AWS Sjahranie Samarinda, gejala virus corona terhadap manusia sama dengan influenza, demam, hingga yang terberat sesak bernapas. “Namun warga tak perlu panik sebab jika tak pernah pergi ke daerah yang dicurigai penularan, kecil kemungkinannya terjangkit,” sebutnya dalam konferensi pers di RSUD AWS, Senin, 27 Januari 2019. Adapun RSUD AWS sebagai rumah sakit tipe A, turut dijadikan rujukan nasional untuk penanganan virus tertentu. Termasuk virus corona yang tengah mewabah. . Berikut daftar 19 daerah yang oleh Kemenkes RI disiagakan mewaspadai virus corona: 1. Jakarta 2. Tangerang 3. Bandar Lampung 4. Padang 5. Tarakan 6. Balikpapan 7. Manokwari 8. Sampit 9. Bandung 10. Jambi 11. Tanjung Balai Karimun 12. Samarinda 13. Palembang 14. Tanjung Pinang 15. Denpasar 16. Surabaya 17. Batam 18. Bitung 19. Manado #corona #viruscorona #coronavirus #aws #rsudaws #samarinda #kaltim #kalimantantimur

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia) on

Mahasiswi Kedokteran dari Balikpapan

Satu nama dari belasan pelajar Benua Etam tersebut, dikonfirmasi berasal dari Balikpapan. Yakni seorang mahasiswi berusia 19 tahun. Diketahui tengah menempuh pendidikan kedokteran di salah satu perguruan tinggi Wuhan.

“Saya sudah komunikasi lewat orangtuanya. Benar bahwa anaknya ada di Natuna. Dan dalam kondisi sehat,” sebut Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, dr Andi Sri Juliarty.

“Dia mahasiswi kedokteran. Kuliah di Wuhan. Saya kurang tahu detailnya. Yang jelas dia baik-baik saja di Natuna. Kita tunggu saja,” lanjutnya.

Dinas Kesehatan Balikpapan kini menyiapkan langkah menyambut kepulangan mahasiswi tersebut. Meskipun kelak dinyatakan sehat, dikhawatirkan ada dampak psikis yang bisa berakibat buruk. Maka pemerintah dinilai perlu melakukan pendampingan.

“Berapa data persisnya, saya masih belum tahu. Kabarnya se-Kaltim ada beberapa. Dari kabupaten/kota mana, saya belum tahu juga,” pungkas Andi.

Dalam rilis di situs resminya, Kementerian Kesehatan RI menyebut para WNI dan satu WNA dari Tiongkok yang diobservasi di Natuna, sama sekali tak menunjukkan gejala nCoV atau virus corona.

Adapun sebagian dari gelaja dan tanda-tanda virus corona, bisa terlihat dari suhu tubuhnya. Kemudian batuk-batuk hinga sesak napas. Masa observasi inipun diterapkan dalam 14 hari. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.