HeadlineSorotan

Andi Harun Siap Tanggung Tiket Pulang PSK Samarinda ke Daerah Asal

Wali Kota Samarinda Andi Harun memilih skema humanis untuk menertibkan praktik prostitusi di Ibu Kota Kaltim ini yang belakangan mencuat lagi.

Samarinda, intuisi.co – Tiga lokalisasi di Samarinda ditertibkan pada 2016 lalu. Setelah hampir lima tahun, dua di antaranya, Solong dan Loa Hui, dikabarkan kembali beraktivitas. Wali Kota Samarinda Andi Harun menyiapkan langkah penertiban yang humanis.

“Kami akan tutup. Sekarang masih persiapan,” sebut Wali Kota Samarinda, Andi Harun, kepada intuisi.co di DPRD Kaltim, Selasa, 30 Maret 2021.

Selain Solong dan Loa Hui, satu lagi lokalisasi di Samarinda yang ditertibkan pada 2016 lalu berlokasi di Bayur, Sempaja Utara. Ketiganya adalah bagian dari total 22 lokalisasi yang ditutup se-Kaltim pada tahun yang sama. Tertuang dalam Perda Kaltim No 3/2016 tentang Penanganan dan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

Penutupan tersebut membuat 1.500 pekerja seks komersial, yang 550 di antaranya dari Samarinda, dipulangkan ke daerah asal. Masing-masing diberikan santunan Rp5 juta.

Dengan aktivitas esek-esek yang kembali mencuat di lokasi tersebut, Wali Kota Andi Haun pun mengaku bakal menempuh prosedur sederhana. Pertama, pihaknya bakal mendata total PSK di kedua tempat tersebut. Kemudian melakukan pendekatan persuasif.

“Bagaimana pun juga tidak ada orang yang punya niat untuk bekerja seperti itu (jadi PSK). Mungkin karena keterbatasan ekonomi atau ada yang mengendalikan,” sebut Andi Harun.

Penertiban dengan pendekatan secara humanis dinilai Andi Harun lebih efektif. Sekaligus memberi edukasi terkait pekerjaan pembawa berkah yang juga bakal digencarkan saat proses penutupan berlangsung.

Saat ini, Andi Harun telah menunjuk Asisten I Sekkot Samarinda, Tejo Sutarnoto, berikut organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, untuk menginventarisasi dua eks lokalisasi tersebut. Tahapan di dalamnya termasuk pemberian opsi bagi para PSK. Antara dipulangkan atau diberi pekerjaan layak.

Andi Harun Pastikan Penertiban yang Berkemanusiaan

Menurut Andi Harun mengacu teori perubahan sosial, diperlukan waktu 90 hari agar seseorang terbiasa dengan aktivitas barunya. Itu sebab, dia meyakini dengan mengadaptasi teori tersebut, aktivitas prostitusi di Samarinda bisa dituntaskan.

“Setelah ditutup nanti tentu ada pengawasan dan pengendalian terhadap eks lokalisasi tersebut. Jangan sampai menjadi tempat prostitusi kembali,” tegasnya.

Dia menambahkan, proses penutupan akan berlangsung tertib. Dan pilihan tentu diberikan. Bila memilih pulang, tiket bakal disediakan.

“Intinya sebelum ditutup, dilakukan pendekatan yang sifatnya persuasif dan berkemanusiaan,” pungkasnya. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.