HeadlinePemkab Kukar

Babak Baru Pulau Kumala, Menggapai Asa Revitalisasi Sang Primadona

Tahun berbilang warsa, pelancong Pulau Kumala meredup. Magis di Delta Sungai Mahakam ini coba dihidupkan kembali, mengulang kejayaan belasan tahun lalu.

Tenggarong, intuisi.co – Kerlingan Denada Putri tak bisa lepas dari Pulau Kumala saat berkunjung ke Tenggarong, Kutai Kartanegara belum lama ini. Tiap kali matanya menatap delta di tengah Sungai Mahakam itu, memori indah ketika kecil kembali lagi. Persisnya 18 tahun lalu saat usianya masih tujuh tahun. Bersama keluarga, dia melancong ke Pulau Kumala. Siapa pun yang pelesiran ke daratan ini dijamin bahagia.

“Semuanya ada. Mulai dari wahana permainan, kebun binatang, sanggraloka (resort) kelas berbintang, sky tower hingga kereta gantung,” kata Denada kepada intuisi.co, Rabu petang, 18 November 2020.

Kala itu di Kaltim, Pulau Kumala tak punya saingan. Pesonanya bahkan menawan hati para wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara. Wajar saja, tak ada yang menyangka hadir delta cantik di tengah sungai. Berbentuk perahu dengan luas 76 hektare, pulau ini bakal terlihat dari kejauhan. Kerlap-kerlip lampu kemegahan Pulau Kumala. Bahkan di laman-laman yang berisi rekomendasi tempat wisata, menyandingkan pulai ini dengan Dunia Fantasi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari Jakarta. Nah, ketika itu, dari semua wahana paling menarik perhatian Denada adalah skytower setinggi 100 meter. Dari menara ini dia bisa melihat Tenggarong, ibu kota dari Kukar

“Dulu ini yang paling populer. Setahu saya di Indonesia, jarang ada wahana yang punya skytower dan kereta gantung,” tuturnya.

Sebelum disulap menjadi wisata andalan Kota Raja, Pulau Kumala dulunya daratan tidur penuh semak. Sejumlah sumber menyebut, pulau ini merupakan tempat bagi habitat monyet ekor panjang. Pada era Bupati Syaukani Hasan Rais, dua dasawarsa silam, pulau ini disulap menjadi wahana wisata. Dulu menuju ke Pulau Kumala menggunakan kapal penyeberangan, namun sekarang cukup dengan Jembatan Repo-Repo. Bagi warga Kaltim, pulau ini memang punya magis tersendiri. Sayangnya warsa berbilang tahun, sang primadona mulai kehilangan pamor. Perlahan-lahan meredup ditelan zaman.

tenggarong
Pemandangan Pulau Kumala dari kejauhan. (alexander hutabarat/intuisi.co)

Rindu Pulau Kumala yang Dulu

“Saya kangen dengan keindahan Pulau Kumala yang dulu. Saya harap pemerintah bisa membuatnya hidup lagi. Dengan demikian ekonomi juga semakin meningkat lewat wisata,” aku Nada, sapaan karibnya.

Keindahan Pulau Kumala dahulu kala ini pun sering dikisahkan Nada kepada kawan-kawannya di Samarinda atau daerah lain di Kaltim. Maklum dirinya enggan kehilangan ingatan indah ketika berada di pulau tersebut. Aksi Nada itu patut diacungi jempol. Pasalnya Mill dan Morrison dalam buku The Tourism System terbitan 2012 berpendapat jika informasi destinasi wisata yang bersumber dari teman atau keluarga diyakini lebih mudah dipercaya dibanding dengan sumber informasi lain.

Pemerintah Kabupaten Kukar bukannya berpangku tangan. Daerah terkaya di Kaltim ini juga punya harapan senada. Ingin revitalisasi Pulau Kumala. Kepada intuisi.co Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Witontro mengaku demikian. Saat ini pihaknya dalam proses menghidupkan kembali wahana di Pulau Kumala.

“Sebenarnya sudah banyak masyarakat yang menanyakan kapan  (Pulau Kumala) dibuka lagi. Saat ini memang tutup karena wabah virus corona. Selain itu kami juga dalam proses penataan ulang,” tegas Witontro.

Dari pantauan intuisi.co di pintu masuk ke Jembatan Repo-Repo saat pagi dan sore hari, sejumlah pekerja terlihat masuk dan keluar. Para tukang ini mengaku sedang menata ulang dan membangun di Pulau Kumala. Witontro pun membeberkan jika Dispar Kukar memang berusaha mendirikan pusat kuliner di pulau ini. Tak hanya itu sejumlah wahana juga berusaha diaktifkan kembali. Salah satunya bumper car dan sangkar burung raksasa. Ke depanya dia juga berharap kereta gantung dan menara angkasa bisa kembali aktif, sehingga bisa menawan hati para pelancong lokal, luar daerah dan mancanegara.

“Yang jelas kami bekerja keras untuk menata ulang Pulau Kumala,” imbuhnya.

tenggarong
Jembatan Repo-Repo, akses utama menuju Pulau Kumala. (alexander hutabarat/intuisi.co)

Delta Cantik Magnet bagi Para Investor

Program revitalisasi Pulau Kumala memang sudah lama didambakan. Dan saat ini dalam penanganan Dispar Kukar. Sejumlah wahana kembali dihidupkan. Bumper car salah satunya. Meski demikian pihaknya juga bakal menambah wadah baru seperti pusat wisata kuliner khas Kukar dan jam matahari. Sayangnya primadona seperti kereta gantung dan sky tower belum masuk dalam list revitalisasi. Padahal keduanya begitu digandrungi ketika Pulau Kumala berada di puncak kejayaan belasan tahun lalu. Menggandeng pihak ketiga pun mengemuka.

“Menggaet investor atau pihak ketiga memang sudah direncanakan. Setidaknya ada dua opsi bakal kami tawarkan,” sebutnya.

Lebih lanjut dia menerangkan dua rancangan tersebut. Pertama menyerahkan revitalisasi kepada pemodal lewat proses lelang. Dari situ pemodal bisa memberikan penilaian sejauh mana kontribusi daerah dan investor ke depan. Metode kedua adalah pemkab yang bakal melakukan pembenahan dengan penekanan biaya. Sebab revitalisasi itu tak murah. Ratusan juta bahkan miliaran rupiah bisa digelontorkan. Paling menyita biaya adalah menara angkasa dan kereta gantung. Dua wahana ini memiliki onderdil yang jarang dijual di Indonesia.

“Jadi untuk sementara yang ada saja dulu, sambil berjalan saja. Harapan ke depan Pulau Kumala bisa menjadi wahana wisata cerdas,” sebutnya.

lambertus simamora/intuisi.co

Aset yang Sangat Berharga

Dikonfirmasi terpisah, Achmad Herwansyah kepala Bidang Destinasi Dispar Kaltim punya keresahan senada. Dia menilai revitalisasi itu sangat penting. Asetnya sangat berharga, sebab tak ada wahana serupa di Indonesia. Delta cantik di tengah Sungai Mahakam dengan luas puluhan hektare ini tentu sedang menanti pembenahan. Karenaya diperlukan uluran tangan dari investor untuk memperindah kembali pulau ini.

“Potensinya sangat besar menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kukar dan Kaltim. Hanya saja siapa investor yang mau. Ini yang harus dicari,” tuturnya.

Asa dari Achmad mengenai pariwisata bisa mendongkrak ekonomi serupa dengan pendapat Rebernik Crnogaj, Bradac Hojnik dan Omerzel Gomezelj. Ketiga peneliti asal Slovenia ini pernah meneliti soal sektor pariwisata yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat seiring dengan pelestarian sumber daya alam dan pengenalan budaya pada 2014. Kajian itu tertuang dalam jurnal Building a model of researching the sustainable entrepreneurship in the tourism sector.

“Jadi sayang bila Pulau Kumala tak diolah dengan baik. Kita bisa mengenalkan budaya Kaltim di sana,” tutupnya. (*)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by intuisi.co (@intuisimedia)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.