Bontang Jadi Pilot Project Teknologi Nyamuk Wolbachia untuk Tekan DBD di Kaltim
Kemenkes RI luncurkan teknologi nyamuk ber-Wolbachia untuk cegah DBD di Kaltim. Bontang menjadi pilot project penerapannya di provinsi ini.
Samarinda, intuisi.co – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melakukan program besar untuk menekan angka penyebaran nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus Demam Berdarah (DBD). Yakni melalui teknologi nyamuk ber-Wolbachia, bakteri alami yang bisa “menghempaskan” penyebaran DBD.
Pada bulan Agustus 2023 lalu, Kota Bontang menjadi salah satu dari 5 kota yang ditunjuk Kemenkes RI sebagai pilot project teknologi ini. Hal ini mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim.
“Kami sangat menyambut baik karena ini upaya kita menurunkan kasus DBD. Karena kematiannya sangat tinggi di Kaltim,” ucap Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin.
Jaya mengakui, teknologi ini sebenarnya berawal dari Yogyakarta. Di sana, laboratorium mengumpulkan telur-telur nyamuk dan dimasukkan bakteri Wolbachia. Setelah itu, telur tersebut dibawa ke Kaltim dan disebar untuk ditetaskan.
“Telurnya nanti ditetaskan di beberapa titik-titik, begitu netas menjadi nyamuk dewasa, nah nyamuk dewasa yang sudah ditempeli bakteri Wolbachia ini kawin dengan nyamuk liar. Istilahnya berinteraksi dengan nyamuk liar,” paparnya.
“Hasil dari nyamuk liar dengan nyamuk yang ditempeli nanti bakteri itu akan menghambat virus DBD. Virus DBD kan nempel di nyamuk, nyamuk itu sudah dikasih bakteri Wolbachia. Akhirnya nyamuk itu tidak lagi bisa menulari orang DBD. Kira-kira seperti itu,” tambahnya.
Dinkes Kaltim optimis melalui teknologi ini, kasus DBD di Kaltim bisa menurun secara signifikan. Khususnya di Kota Bontang yang notabene juga menjadi daerah yang memiliki kasus DBD tertinggi.
Diketahui, Kaltim merupakan daerah yang memiliki kasus DBD tertinggi di luar pulau Jawa dan Bali. Kondisi ini memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. (DiskesKaltim/Adv/Tya)