Bupati Edi Dorong Program PMT Lokal untuk Percepatan Penanganan Stunting di Kukar
Makanan bergizi diantar langsung ke rumah-rumah anak stunting di Kukar, bagian dari upaya Bupati Edi Damansyah mengejar target zero stunting 2025.
Tenggarong, intuisi.co – Dalam upaya menghadapi tantangan besar stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Bupati Edi Damansyah telah meluncurkan salah satu strategi kunci yang diyakini akan mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Strategi ini dikenal dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal, sebuah program yang tidak hanya fokus pada distribusi makanan, tetapi juga memastikan setiap anak yang terkena stunting mendapatkan asupan gizi yang mereka butuhkan.
PMT Lokal ini merupakan langkah konkret yang melibatkan peran aktif Penyuluh KB di setiap desa. Para penyuluh ini akan menjadi ujung tombak program, mengantarkan makanan bergizi langsung ke rumah-rumah anak penderita stunting. Namun, tugas mereka tidak berhenti di situ. Dengan koordinasi yang ketat dari Ketua PKK desa, dan di bawah supervisi PKK kecamatan serta kabupaten, mereka harus memastikan bahwa makanan yang dibawa benar-benar dimakan oleh anak-anak tersebut.
“Saya ingin memastikan bahwa makanan ini tidak hanya sampai ke tangan anak-anak, tetapi juga dimakan hingga habis. Setiap kali selesai, penyuluh harus mengabadikan momen itu melalui foto sebagai bukti sebelum melapor,” tegas Edi Damansyah pada Senin (3/6/2024), menggambarkan betapa seriusnya ia dalam mengawal program ini.
Edi juga memberikan motivasi tambahan kepada para penyuluh dengan menjanjikan apresiasi bagi mereka yang berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Ini adalah bagian dari upaya besar Edi untuk mencapai target ambisiusnya, yakni menurunkan angka stunting hingga nol persen pada tahun 2025. Meski menyadari bahwa target tersebut bukanlah hal yang mudah, Edi tetap optimis bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak, hal itu dapat dicapai.
Penanganan stunting tidak hanya bergantung pada pemeriksaan rutin di Posyandu, tetapi juga membutuhkan asupan gizi yang baik, yang harus dikawal oleh semua pihak, termasuk orang tua. Edi menekankan pentingnya edukasi kepada orang tua sebagai bagian dari strategi penanganan stunting yang lebih komprehensif. “Saya ingin penanganan ini dilakukan dengan intervensi yang tepat, dan banyak pihak harus terlibat, terutama dalam memberikan edukasi kepada para orang tua,” ujarnya.
Hingga saat ini, penanganan stunting di Kukar menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Data terbaru menunjukkan bahwa angka stunting turun signifikan, dari 23 persen pada tahun 2022 menjadi 16 persen pada tahun 2023. Namun, meski ada kemajuan, Edi tetap mengingatkan jajarannya untuk tidak lengah dalam menjalankan tugas mereka.
“Saya sudah sering menekankan bahwa penanganan stunting adalah tugas bersama yang harus diperhatikan dengan serius. Tidak boleh ada yang abai,” pungkas Edi, menutup pembicaraan dengan semangat yang tak tergoyahkan dalam memerangi stunting di Kukar. (adv)