Bupati Edi Minta Tiap Desa di Kukar Bisa Tunjukkan Keunikan
Bupati Edi Damansyah mendorong desa atau kelurahan di Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki identitas unik yang bisa ditonjolkan
Tenggarong, intuisi.co–Bupati Edi Damansyah meminta agar desa-desa di Kukar bisa mengembangkan komoditas di daerahnya, sehingga menjadi ikon unik yang bisa dikenang. Dengan kata lain inisiatif ini bertujuan menciptakan ciri khas dari masing-masing wilayah yang ada di Kukar.
Menurutnya, identitas itu dapat memicu pertumbuhan ekonomi masyarakatnya karean dinilai unik dan punya daya tawar wisata. Selain itu, juga menambah citra desa agar bisa lebih dikenal secara luas. “Desa harus di branding agar memiliki ciri khas tersendiri dan hal itu bisa menciptakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” sebut Edi Damansyah pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Untuk diketahui, Kukar memiliki 193 desa dan 44 kelurahan yang tersebar di 20 kecamatan. Secara geografis, setiap kecamatan yang ada di Kukar juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mulai dari wilayah yang berada di tengah pulau, hingga terapung di atas permukaan danau. Belum lagi, keunikan adat dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Kukar.
“Saya selalu bangga dengan keragaman adat dan budaya yang dimiliki Kukar. Sebagai wilayah yang heterogen, hampir seluruh kebudayaan yang ada di Nusantara tumbuh dan berkembang dengan baik di Kukar,” tegasnya.
Keunikan yang diharapkan Edi ini sudah dikembangkan di Desa Loa Duri Ilir. Kawasan ini sedang mengembangkan tradisi dan teknologi untuk menciptakan masa depan yang lebih sejahtera. Program yang diperkaya dengan omega 3 probiotik ini tidak hanya meningkatkan kualitas produksi tetapi juga membawa manfaat kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat.
“Kami tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada bagaimana produk kami dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat,” ujar Kepala Desa Fahri Arsyad.
Kandang yang menampung 900 ayam ini telah menjadi pusat kemajuan Desa Loa Duri Ilir, dengan produksi telur harian yang mencapai 800 butir saat ayam berada pada puncak produktivitasnya. Telur-telur ini, yang kaya akan omega 3 probiotik, telah mendapatkan tempat di hati pasar lokal.
“Telur kami memiliki nilai tambah berkat kandungan omega 3 probiotik, dan ini terlihat dari respons pasar,” kata Arsyad, menekankan bagaimana inovasi desa telah diterima dengan antusias oleh konsumen.
Integrasi program ini dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) menciptakan sinergi antara inisiatif pemerintah dan kegiatan ekonomi lokal. Penerima BLT diajak untuk berpartisipasi dalam proses produksi, memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama desa. “Jadi memang programnya dibuat dari warga, oleh warga dan untuk warga. Bersama-sama membangun desa,” pungkasnya. (*)