Samarinda, intuisi.co – Penyuntikan vaksin covid-19 pertama di Kaltim, dilakukan kepada Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. Politikus PDI Perjuangan tersebut adalah satu dari 11 pejabat publik Kaltim yang terdaftar sebagai penerima vaksinasi virus corona tahap awal di tingkat provinsi.
Setelah menuntaskan vaksinasi pada Kamis pagi tadi, 14 Januari 2021, Samsun mengaku masih dalam keadaan bugar. “Tekanan darah saya normal saja, tak ada reaksi apa-apa. Insya Allah besok masih sehat,” ujarnya, dikonfirmasi Kamis sore.
Samsun menyambut baik program vaksinasi covid-19 yang mulai bergulir. Langkah ini merupakan upaya pemerintah menjamin keselamatan warganya. Segala keraguan pun ditepis dengan berbagai pegujian klinis. Vaksin covid-19 CoronoVac buatan Sinovac, perusahaan biofarmasi yang digunakan Indonesia, juga dijamin halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Tak mungkin juga diberikan izin distribusi jika membawa masalah,” lanjut Samsun.
Kembali ke pengalamannya disuntik vaksin pagi tadi, Samsun sejatinya masuk urutan kedua penerima vaksin di Kaltim. Namun belakangan, urutan tersebut berubah. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Muhammad Sabani yang mestinya pertama, mengalami tekanan darah tinggi melebihi 140. Kondisi sama juga dialami Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto. Sehingga keduanya diminta beristirahat terlebih dulu untuk menormalkan tekanan darah.
Keyakinan Samsun Disuntik Vaksin Covid-19
Dengan demikian, Samsun berganti mendapat giliran paling awal. Samsun juga satu-satunya perwakilan DPRD Kaltim yang disuntik vaksin covid-19 pagi tadi. Wakil rakyat daerah pemilihan Kutai Kartanegara itupun maju dengan yakin. Meskipun tak melakukan persiapan khusus sebelumnya. “Hanya sarapan dan datang lebih awal ke lokasi vaksinasi,” tuturnya.
Di sisi lain, Samsun menilai Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim memiliki alasan di balik penetapan nama-nama penerima vaksin virus corona perdana di Kaltim. Total sebelas pejabat publik yang dipilih juga tak asing di mata masyarakat. Hal ini juga merupakan kampanye kepada masyarakat tentang keamanan vaksin. Pembuktian bahwa vaksin tak membawa masalah pad masa mendatang.
“Kalau vaksin ini berbahaya saya yakin mereka tak mau divaksin. Presiden saja mau divaksin, berarti kan benar-benar aman vaksin ini,” pungkasnya. (*)