Comeback Pembelajaran Tatap Muka di Samarinda Tanpa Kendala
Pembelajaran tatap muka dimulai lagi di Samarinda setelah puasa hampir setahun. Dimulai Senin, 8 Maret 2021 oleh empat satuan pendidikan.
Samarinda, intuisi.co – Setelah hampir setahun, pembelajaran tatap muka akhirnya dimulai kembali di Samarinda. Tak ditemukan kendala berarti dari hari pertama comeback tersebut.
“Alhamdulillah, semuanya berjalan baik hari ini,” sebut Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin, dikonfirmasi Senin sore, 8 Maret 2021.
Pembelajaran langsung di sekolah Samarinda dimulai kembali pada Senin ini. Didahului kesepakatan antara otoritas terkait, sekolah, dan orangtua murid. Seluruhnya satu suara agar belajar langsung di sekolah dimulai kembali.
Terdapat empat sekolah kembali memulai pembelajaran tatap muka di Samarinda mulai Senin ini. Meliputi SMP 42 di Berambai, Samarinda Utara; SD dan SMP Islamic Center; dan terakhir SMP Nabil Husein. Nantinya, 10 satuan pendidikan lain menyusul sebagai bagian dari program sekolah tangguh covid-19.
Bergabungnya 10 satuan pendidikan tersebut, bakal menggenapi sekolah penyelenggara pembelajaran tatap muka di Samarinda menjadi 14. Menyisakan 298 SD dan SMP di Ibu Kota Kaltim ini menanti giliran. “Ya, kami akan rutin melakukan pemeriksaan,” imbuhnya.
Pembatasan Ketat Pembelajaran Tatap Muka
Belum menyeluruhnya pembelajaran secara langsung di sekolah Kota Tepian, tak lepas dari sebaran virus corona di Samarinda yang masih meresahkan. Apalagi dengan status zona merah yang belum lepas dari kota ini dengan kasus aktif 787 per Senin ini dari 11.072 kasus akumulatif.
Mencegah dimulainya pembelajaran langsung di sekolah menjadi bumerang dengan memicu kembali sebaran virus corona di Samarinda, vaksinasi telah dilakukan terhadap guru-guru di kota ini. Jumlah murid yang mengikuti pembelajaran langsung pun bakal dibatasi. Termasuk dengan durasi belajar langsung di sekolah. “Pembelajaran tatap muka akan dimulai bertahap,” lanjut Asli Nuryadin.
Sekolah juga menerapkan sistem sif dalam pembelajaran secara langsung ini. Terbagi dua sif dengan masing-masing berdurasi dua jam. Satu mata pelajaran yang semula 2×45 menit, berganti hanya 45 menit.
Pembatasan kuota dalam kelas juga diterapkan. Khusus PAUD membatasi 5 murid per kelas. Sedangkan SD dan SMP maksimal 18 orang sekelas. “Kami ingin anak-anak ini bahagia tak jenuh (karena sekolah online terus),” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram