Desa Wisata Benua Elai, Wajah Baru Pariwisata di Batuah
Desa Batuah di Kukar bakal makin dikenal sebagai destinasi pariwisata seiring berdirinya Desa Wisata Benua Elai. Menyuguhkan banyak potensi dan keunggulan.
Batuah, intuisi.co—Geliat pariwisata di Kutai Kartanegara (Kukar) makin bergairah. Desa-desa mulai aktif membangun destinasi. Salah satunya Batuah. Desa Wisata Benua Elai, disingkat Dewi Belai, didirikan dengan berbagai sajian menarik.
Selasa, 9 November 2021, fasilitas wisata tersebut diresmikan langsung oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah. Terletak di Jalan H Manang, Dusun Karya Makmur, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan. Berisikan dua kolam pemancingan besar dan dua kolam berukuran sedang. Kelak, berdiri pula workshop budidaya elai di lokasi tersebut.
“Ada arena-arena lain juga akan dipikirkan ke depan. Ini adalah kerja sama antara swasta dan bumdes (badan usaha milik desa),” terang Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, selepas peresmian hari itu.
Meski dibangun lewat kerja sama swasta, Dewi Belai disebut sepenuhnya dikelola bumdes. Meliputi lahan sekitar 12 hektare. Dalam konsepnya, bakal dilengkapi pula gazebo hingga spot foto. Workshop edukasi juga dipersiapkan. “Kami akan buat bertahap. Dan karena ini juga kerja sama dengan swasta, semoga bisa lebih cepat,” terangnya.
Dari estimasi Rasyid, Dewi Belai diperkirakan rampung paling lama dua tahun. Panjangnya durasi yang dibutuhkan tak lepas dari konsep yang dikemukakan. Apalagi lokasi ini juga bakal banyak ditanam bunga, yang masa tumbuhnya tentu tak sebentar. “Yang pasti konsepnya sudah ada, tahapannya ada,” tambah Rasyid.
Berkaca konsep dan potensi yang diusung, Rasyid berkeyakinan Dewi Belai kelak mampu mengangkat ekonomi kerakyatan setempat. Sebagai destinasi wisata, bakal banyak orang berkunjung hingga memicu aktivitas ekonomi sekitarnya. Lapak jualan satu per satu berdiri, kunjungan ke Batuah pun ikut meningkat.
Potensi Besar Batuah
Potensi itu makin nyata karena posisi Batuah yang begitu strategis. Keberadaannya di Kaltim menghubungkan tiga kota besar. Yaitu Tenggarong, Samarinda, dan Balikpapan. “Kami optimistis ini akan sangat membantu peningkatan ekonomi kerakyatan. Kami juga sudah persiapkan produk UMKM yang bisa diandalkan,” ungkapnya.
Mendorong kunjungan wisatawan ke Batuah, Rasyid juga memberi atensi dalam hal kebersihan. Langkah konkret pun diturunkan dengan membuat peraturan desa mengenai kebersihan lingkungan. Karena menurutnya, kebersihan adalah kunci dalam kunjungan wisata. Peraturan desa itupun mengatur larangan bagi warga membuang sampah sembarangan. Kebiasaan membuang sampah di belakang rumah pun mulai diubah. Di depan rumah setiap warga Batuah mesti tersedia tempat sampah yang kemudian oleh petugas rutin diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS).
Dukungan Bupati
Bupati Kukar, Edi Damansyah, memberi apresiasi terhadap langkah Abdul Rasyid mengembangkan destinasi wisata di desa yang ia pimpin. Edi juga mengapresiasi peran bumdes dalam pengembangan tersebut. Apalagi dengan keberadaan bumdes setempat yang juga memiliki sejumlah core bisnis.
“Ini salah satu tanda bahwa setelah covid-19 desa terus bergerak. Memang harus demikian, enggak boleh diam,” terang Edi Damansyah selepas peresmian Dewi Belai.
Pengembangan destinasi pariwisata di Batuah merupakan salah satu langkah pemulihan ekonomi masyarakat setempat. Dan sektor pariwisata sebagai bidang yang dikemukakan sebagai unggulan pun dinilai sudah tepat, berkaca karakteristik di Batuah.
“Bicara pemulihan ekonomi, tentu karakteristik antara kabupaten dan kota itu berbeda. Dan di kabupaten pun, karakteristik antara kecamatan juga berbeda. Maka penanganannya pun harus sesuai dengan potensi dari karakteristik tersebut,” urai Edi Damansyah.
Bupati pun menegaskan Pemkab tak tinggal diam dengan upaya desa mengembangkan potensi. Peningkatan fasilitas pun terus dikemukakan sebagai penunjang. Dan kepala desa turut terus didorong bergerak mengelola potensi yang ada.
Besar harapan, upaya di Batuah akhirnya berdampak panjang. Memberi multiplier effect terhadap lingkungan sekitar. Menggerakkan segala unsur masyarakat, termasuk ibu rumah tangga. Yang dulunya lebih banyak aktif di rumah, menjadi makin produktif dalam beraktivitas.
“Ini tak terlepas dari bagaimana desa bisa mengelola potensi dengan baik. Apalagi dengan peluang yang begitu besar,” lanjut Bupati.
Edi makin optimistis karena Batuah juga telah memiliki bumdes dengan konsep yang unggul. Keberadaannya pun bakal lebih optimal seiring terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa. “Peraturan pemerintah ini menguatkan posisi bumdes dari kelembagaan dan ketatalaksanaan. SDM (sumbe daya manusia) di dalamnya juga harus punya kemampuan karena sudah sejajar dengan BUMD (badan usaha milik daerah) dan BUMN (badan usaha milik negara),” pungkas Edi Damansyah. (*)