Samarinda, intuisi.co – Drama dan kontroversi menghiasi dinding media sosial warga Samarinda sepanjang Sabtu kemarin, 21 Maret 2020. Pangkal persoalannya adalah resepsi pernikahan mewah anak Wakil Wali Kota Samarinda, M Barkati. Di tengah ancaman Covid-19, hajatan ini melibatkan hingga 50 ribu undangan.
Tercatat sembilan kasus positif Covid-19 di Kaltim jelang pelaksanaan resepsi pernikahan itu. Satu di antaranya berada di Samarinda, dalam perawatan isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS).
Melihat Ibu Kota Kaltim yang tak luput dari virus corona, aktivitas melibatkan banyak orang tentu menjadi keresahan. Rentan memicu cluster baru sebaran Covid-19. Hal itu juga yang mendorong Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Dr dr Nataniel Tandirogang, membuat surat terbuka di media sosial. Ditujukan secara pribadi kepada Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang.
Isinya berisi kekhawatiran soal pelaksanaan resepsi pernikahan anak Wawali. Menurutnya, aktivitas tersebut begitu berisiko. Unggahannya di laman Facebook pun dengan segera menuai banyak reaksi. Warganet Samarinda menyuarakan keresahan sama. Di tengah wabah Covid-19 yang mengancam, menggelar hajatan dengan puluhan ribu tamu tentu hal yang jauh dari bijaksana.
Nataniel yang dikonfirmasi media ini, mengingatkan bahwa Kaltim sudah memiliki kasus positif virus corona. Pemerintah pun telah mengeluarkan imbauan. Hindari kerumunan. Ibadah pun cukup di rumah saja. Tujuannya tak lain memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Surat itu sifatnya pribadi kepada Pak Wali Kota. Untuk betul-betul tidak melaksanakan kumpul-kumpul yang sifatnya lebih 10 orang,” ujar Nataniel.
Mencegah kerumunan adalah langkah paling efektif menghindari virus corona. Dikhawatirkan, kasus bakal terus bertambah sementara alat kesehatan dan dokter di Bumi Etam belum mendukung sepenuhnya.
Ia mengambil contoh kondisi di Italia. Pasien banyak tak tertolong. Korban virus corona berbanding terbalik dengan tenaga medisnya. “Oleh karena itu, saya imbau kepada masyarakat, tolong karantina secara mandiri. Jangan sampai kasus melonjak karena 1-2 peristiwa,” pintanya.
Jalan Terus
Meski demikian, kritikan dan peringatan dari berbagai penjuru, tak begitu saja membuat Barkati berubah pikiran. Geladi bersih sehari sebelum acara tetap dilangsungkan. Rentetan persiapan juga masih berlangsung hingga malam.
Orang nomor dua di Samarinda tersebut terlihat begitu sibuk di lokasi acara, Gedung Convention Hall, Jalan Wahid Hasyim, Samarinda Ulu. Memastikan langsung semua tertata rapi jauh sebelum acara dimulai.
Di tengah kesibukannya itu, Barkati sempat menerima sejumlah awak media yang datang. Menjawab pertanyaan publik soal kegigihannya melangsungkan acara di tengah ancaman Covid-19.
“Terima kasih atas saran, masukan, dan kritikan warga Samarinda atas pelaksanaan resepsi pernikahan anak saya. Ini sudah lama saya rencanakan dan semua sudah saya pertimbangkan dengan matang,” terangnya.
Barkati mengklaim sudah mendapat izin wali kota. Ia juga mempertimbangkan kondisi kesehatan saat ini dengan menyiapkan wastafel dan sabun di beberapa titik. Termasuk menerapkan penyemprotan disinfektan. Hand sanitizer turut disiapkan. Tim medis dikerahkan di sekeliling lokasi acara.
“Semua datangnya dari Allah. Termasuk penyakit. Kita kembalikan semuanya kepada Allah, pasrahkan semuanya,” sebut Barkati, Sabtu siang.
Melihat sikap Barkati yang tak melunak, gejolak di media sosial makin menjadi. Kritik datang dari sana dan sini. Bahkan muncul petisi mendesak resepsi mewah itu dibatalkan. Sempat ditandatangani lebih 2 ribu orang di laman change.org hingga Sabtu malam.
Di lain tempat, pertemuan berlangsung melibatkan sejumlah orang penting. Salah satunya Wali Kota Syaharie Jaang. Selain itu ada Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, Sekkot Samarinda Sugeng Chairuddin, juga Ketua IDI Kaltim Dr dr Nataniel Tandirogang. Menghadap langsung Gubernur Kaltim Isran Noor di kediamannya.
Dari keterangan yang beredar, hasil pertemuan itu menghubungkan Isran Noor dengan Barkati via telepon. Pembicaraan antara keduanya pun menghasilkan kesepakatan untuk menunda kelangsungan resepsi putrinya yang telah disiapkan dengan begitu matang.
Umumkan Penundaan
Sejurus kemudian, pemberitahuan konferensi pers diterima awak media dengan narasi pengumuman oleh Barkati. Berlangsung di lokasi acara, panggung berikut kursi pelaminan disulap jadi arena temu media. Diikuti juga oleh Jaang, termasuk Ketua DPRD Samarinda Siswadi.
Barkati pun menjelaskan keputusannya menunda resepsi pernikahan anaknya. Mengklaim keputusan tersebut didasari hasil rapat keluarga yang dilangsungkan beberapa saat sebelumnya.
“Ini murni keputusan keluarga. Tidak ada intervensi maupun pengaruh dari pihak lain,” sebut Barkati di hadapan awak media.
“Persiapan kami sudah 100 persen. Bisa dilihat sendiri. Tapi untuk kepentingan masyarakat Samarinda, mudah-mudahan dijauhkan dari musibah. Selalu dalam perlindungan-Nya. Dan tidak ada lagi wabah corona di Samarinda,” sambungnya.
Wawali Samarinda itu menegaskan, penundaan ini didasari keputusan bersama. Antara ia dan keluarga. Membantah klaim penundaan setelah ditelepon Gubernur Isran Noor. “Saya yang telepon Pak Isran. Saya yang sampaikan bahwa saya yang menunda. Saya tipe orang yang tidak diintervensi masalah ini,” tegas Barkati.
Pada kesempatan sama, Syaharie Jaang turut membenarkan pernyataan wakilnya di pemerintahan itu. “Enggak ada hubungannya dengan pertemuan dengan Isran Noor,” sebut Jaang. (*)