Tenggarong, intuisi.co– Inisiatif pengembangan wisata bernuansa konservasi mulai menguat di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, seiring langkah pemerintah desa menata Gua Batu Gelap sebagai destinasi ekowisata yang berorientasi pada edukasi serta pelestarian alam.
Kawasan yang sebelumnya lebih sering dikunjungi komunitas pecinta petualangan itu kini memasuki tahap perencanaan terpadu untuk dibuka secara lebih luas kepada publik.
Kepala Desa Suka Maju, Kuswara, menegaskan bahwa pendekatan pembangunan tidak hanya diarahkan pada infrastruktur pendukung, tetapi juga pada penguatan kapasitas masyarakat.
“Kami ingin Gua Batu Gelap menjadi contoh wisata berkelanjutan. Bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana edukasi dan sumber ekonomi warga,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).
Gua Batu Gelap dikenal memiliki karakter geologis unik dengan 34 pintu yang terhubung satu sama lain, menawarkan pengalaman eksplorasi yang menarik bagi wisatawan minat khusus seperti penelusur gua dan fotografer. Selama bertahun-tahun potensi tersebut masih terbatas penggunaannya, sehingga upaya penataan dilakukan agar aspek keselamatan, konservasi, dan kenyamanan bisa terpenuhi.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata juga menempatkan penguatan desa wisata sebagai bagian dari strategi peningkatan ekonomi lokal. Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menegaskan bahwa program desa wisata disusun berdasarkan kesiapan masyarakat dan potensi riil setiap wilayah. “Desa wisata bukan hanya label. Kita seleksi berdasarkan potensi lokal dan kesiapan masyarakatnya. Harus ada komitmen dari warga, bukan sekadar nama di atas kertas,” ujar Arianto.
Saat ini terdapat sepuluh desa wisata yang telah ditetapkan, meliputi Desa Pela, Sangkuliman, dan Kedang Ipil di Kecamatan Kota Bangun; Desa Bhuana Jaya, Kerta Buana, dan Bukit Pariaman di Tenggarong Seberang; Desa Muara Enggelam di Muara Wis; Desa Teluk Dalam di Muara Jawa; Desa Liang Buaya di Sebulu; dan Desa Sungai Meriam di Anggana.
Beberapa berhasil berkembang pesat, sementara lainnya masih perlu penguatan sinergi antara pemerintah desa, Pokdarwis, dan masyarakat. “Desa Kedang Ipil jadi contoh bagus. Mereka konsisten menjaga dan mempromosikan budaya lokal. Sementara Desa Pela dan Sangkuliman menonjol lewat ekowisata dan pelestarian pesut Mahakam,” pungkasnya.
Dengan pengembangan yang terukur dan berbasis konservasi, Gua Batu Gelap diproyeksikan menjadi ikon wisata baru yang menghubungkan pelestarian alam dengan kesejahteraan masyarakat Desa Suka Maju. (adv/ara)



