Disdikbud Kaltim: Sertifikasi Profesi Penting Bagi Lulusan SMK
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan mengatakan sertifikasi profesi bagi lulusan SMK sangat penting
Samarinda, intuisi.co-Kadisdikbud Kaltim, Kurniawan menerangkan sertifikasi itu menjadi pegangan penting bagi lulusan SMK ketika memasuki dunia kerja dan industri. Dengan adanya sertifikasi profesi itu, maka pihak perusahaan pasti lebih memprioritaskan pelamar kerja yang mempunyai sertifikasi profesi. Hal tersebut pun menjadi keuntungan untuk mereka yang mengenyam pendidikan vokasi.
“Lulusan SMK itu, selain menerima ijazah dari sekolah, yang terpenting juga sertifikasi profesinya. Sebab dengan selembar kertas itu, maka bisa menunjukkan lulusan berkompetensi di bidang apa,” ujar Kurniawan saat dihubungi intuisi.co pada Ahad, 5 November 2023.
Pun dia meyakini bahwa perusahaan akan melihat kompetensi yang dimiliki para lulusan terlebih dahulu. Jika lamaran kerja dibarengi dengan sertifikasi profesi, maka peluang untuk bergabung ke perusahaan tertentu akan semakin besar.
“Kalau sertifikasi profesi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) itu menandakan bahwa yang bersangkutan sudah cakap dalam keahliannya,” sambung Kurniawan.
Kurniawan menyebut, di Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim pun telah menganggarkan untuk membiayai 26 ribu peserta didik SMK mengikuti ujian sertifikasi. Anggaran tersebut murni datang dari Disdikbud Kaltim, bukan dari sekolah atau biaya pribadi dari orangtua dan wali siswa.
“Ini ujian kompetensi juga akan kami selaraskan dengan industri. Harapannya, ini mudah-mudahan apa yang kita rencanakan sesuai dengan implementasi,” tambah dia.
Dia berharap, dengan adanya anggaran untuk membiayai lulusan SMK mengikuti ujian kompetensi ini, maka setidaknya bisa menekan angka pengangguran dari lulusan SMK. Padahal, siswa SMK memang sengaja disiapkan untuk bisa langsung bekerja setelah lulus karena lebih banyak praktikum dibanding teori.
“Semoga ada imbasnya. Kalau tidak ada salah, masih ada 30 persen anak-anak SMK yang menganggur,” tutup Kurniawan. (DisdikbudKaltim/Adv/Ina)