PariwaraPemprov KaltimSamarinda

Disdikbud Kaltim Siap Bentuk Satgas Antikekerasan di Sekolah

Disdikbud Kaltim mengarahkan semua SMA dan SMK sederajat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kekerasan di sekolah

Samarinda, intuisi.co Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim meminta agar SMA/SMK membentuk Satgas Antikekerasan di sekolah. Diawali dengan pendirian di tingkat provinsi, diteruskan ke kabupaten dan kota, serta di satuan pendidikan.

Kepala Disdikbud Kaltim, Muhammad Kurniawan mengatakan, sudah ada sekolah yang ternyata telah membentuk satgas tersebut. Pihaknya juga baru saja mengurus aturan terkait siapa saja yang terlibat di dalam Satgas Penanganan Kekerasan di tingkat provinsi.

“Nanti satgas itu kami bagi dua. Kalo kami, kewenangannya ada di provinsi. Nanti ada penanggung jawab, kepala bidang, dan ada melibatkan Dinas Sosial (Dinsos), Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD), dan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A),” ujar Kurniawan saat dihubungi intuisi.co pada Ahad, 5 November 2023.

Kurniawan berharap bahwa kolaborasi yang terjalin antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa berjalan baik dan lancar. Sehingga, tim satgas bisa melaksanakan tugasnya dengan maksimal dalam rangka menekan angka kekerasan di lingkungan pendidikan.

“Ada banyak faktor permasalahan yang menyebabkan timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah. Salah satunya karena pendidikan karakter yang belum tumbuh kuat di dalam diri siswa,” terangnya lagi.

Dia menguraikan, salah satunya karena pendidikan karakter yang belum kuat di siswa. Misalnya melalui pendidikan agama dan budi pekerti. Ini kan sangat penting. Dukungan orangtua juga harus diperkuat. Sebab bicara soal pendidikan karakter, tak bisa serta-merta diserahkan seluruhnya kepada pihak sekolah. Harus melibatkan orangtua.

“Orangtua juga perlu memberikan dukungan. Orangtua itu menjadi contoh untuk anak-anaknya,” ujar dia.

Kurniawan mengatakan, jika orangtua memiliki karakter yang baik, maka hal tersebut juga akan diajarkan dan diteruskan kepada anak. Sehingga, kehadiran orangtua sangat krusial. “Sebab interaksi antara orangtua dan anak itu paling banyak terjadi di rumah,” tutup Kurniawan. (Disdikbud/Adv/Ina)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.