Dispora Kaltim Gaungkan Olahraga Tradisional, Generasi Muda Diajak Lestarikan Warisan Leluhur
Hamparan enggrang, gasing, dan balogo menyambut langkah generasi muda Kaltim di festival yang tak sekadar olahraga, tapi napas tradisi.
Samarinda, intuisi.co – Di tengah deru modernisasi, Kalimantan Timur menjaga napas tradisi tetap hidup. Melalui Festival Olahraga Tradisional, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menghidupkan kembali permainan khas daerah yang sarat nilai budaya. Festival ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga perayaan warisan leluhur yang diramu dengan inovasi zaman.
Thomas Alfa Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, memaparkan visi di balik festival ini dengan penuh semangat. “Kami tidak hanya ingin mempertahankan tradisi. Melalui permainan tradisional, kami membawa elemen budaya dan cerita sejarah, agar masyarakat, terutama generasi muda, memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Festival ini menghadirkan olahraga seperti enggrang, gasing, ketapel, dan balogo—permainan yang kini kembali mendapatkan tempat di hati masyarakat. Dengan pendekatan kreatif, festival ini tidak hanya mengundang peserta untuk berlaga, tetapi juga menggali cerita di balik setiap permainan. Sejarah, filosofi, hingga kisah lokal dihadirkan dalam setiap sesi, membuat festival ini lebih dari sekadar ajang olahraga.
Salah satu daya tarik utama adalah bagaimana olahraga tradisional Kaltim diproyeksikan hingga tingkat nasional. Ajang seperti Pekan Olahraga Tradisional Nasional (POTRADNAS) 2025 di Gorontalo akan mempertandingkan olahraga khas daerah seperti sumpit, gasing, dan enggrang, menunjukkan bahwa permainan tradisional mampu menembus batas waktu dan geografis.
“Kami harap festival ini menjadi ruang yang tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan olahraga tradisional sebagai identitas budaya yang kuat. Dengan penyelenggaraan rutin setiap tahun genap, kami ingin memastikan bahwa tradisi ini tidak hilang tergerus zaman,” tambah Thomas.
Dalam festival ini, pengunjung tidak hanya diajak menikmati keseruan permainan, tetapi juga menyelami filosofi di balik setiap gerakan. Enggrang, misalnya, melatih keseimbangan dan ketangkasan, sementara balogo membawa pesan kerja sama dan ketelitian. Setiap permainan menjadi pengingat betapa kaya warisan budaya yang dimiliki Kalimantan Timur.
Festival Olahraga Tradisional ini membuktikan bahwa tradisi bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi harta karun yang terus relevan. Dengan upaya yang konsisten, Kaltim tak hanya menjaga tradisi tetap hidup, tetapi juga memberikan ruang bagi inovasi untuk menyapa generasi baru. (adv)