DPRD Kaltim Kawal Kukar Revitalisasi Wisata Pulau Kumala

intuisi

25 Jun 2025 16:57 WITA

Kumala
Anggota DPRD Kaltim, Salehuddin saat diwawancarai media. (Kontributor intuisi.co)

Samarinda, intuisi.co – Pulau Kumala telah lama menjadi ikon wisata di pusat Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, kini kembali menarik perhatian legislatif Kalimantan Timur (Kaltim). Setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi dalam pengembangan dan pengelolaan, DPRD Kaltim mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata demi mengembalikan potensi ekonomi kawasan tersebut.

Desakan ini muncul bersamaan dengan hampir selesainya proyek pembangunan wahana waterboom di Pulau Kumala, yang direncanakan rampung pada Desember 2025. Proyek senilai Rp400 miliar ini dianggap sebagai kesempatan penting untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata Kukar sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah.

Salehuddin, Sekretaris DPRD Kaltim, menegaskan pentingnya pengelolaan yang profesional agar investasi besar tersebut dapat memberikan hasil optimal.

“Jangan sampai proyek ini hanya menjadi bukti kegagalan pengelolaan wisata. Harus ada pengelolaan yang terencana dan berkelanjutan,” ujarnya pada Rabu (25/6/2025).

Pulau Kumala pernah menjadi destinasi favorit di Kaltim, namun sejak awal 2010 kondisinya terus menurun. Kerusakan fasilitas, kurangnya pemeliharaan, serta minimnya inovasi membuat tempat ini kehilangan daya tarik bagi wisatawan. Menurut Salehuddin, pembangunan waterboom bisa menjadi titik awal kebangkitan, tetapi revitalisasi menyeluruh fasilitas lama juga sangat dibutuhkan.

“Wahana yang ada sejak masa pemerintahan Pak Syaukani harus diperbaiki agar kembali menarik minat pengunjung,” tambahnya.

Politisi Golkar ini juga menyoroti kegagalan kerja sama dengan investor besar seperti Jatim Park 1 dan 2, yang sempat digadang-gadang dapat meningkatkan kualitas wisata Pulau Kumala. Kegagalan tersebut menjadi pengingat bagi Pemerintah Kabupaten Kukar agar lebih aktif menjalin kemitraan strategis.

“Kukar memiliki potensi besar, namun tanpa langkah proaktif dari pemerintah, investor akan enggan berinvestasi. Kerja sama yang saling menguntungkan harus terus diupayakan,” kata Salehuddin.

Selain itu, selama ini Pulau Kumala hanya dikenal sebagai tempat penyelenggaraan pesta rakyat tahunan yang kurang memberikan dampak ekonomi jangka panjang.

Salehuddin berharap kawasan ini bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi wisata yang berkelanjutan, tidak hanya sekadar lokasi event musiman. Ia juga menegaskan peran penting Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam mengembangkan skema pemberdayaan ekonomi warga lokal.

“Dengan penataan fasilitas dan dukungan terhadap UMKM secara rutin, Pulau Kumala bisa lebih hidup dan produktif,” jelasnya.

Keamanan dan kenyamanan juga menjadi perhatian. Minimnya penerangan di malam hari dan kerusakan infrastruktur seperti lampu jembatan membuat kawasan tampak sepi dan tidak nyaman dikunjungi pada malam hari.

“Kawasan ini harus dibuat aman dan menarik untuk dikunjungi kapan saja, seperti taman-taman di Jakarta yang ramai hingga malam hari,” terang Salehuddin. DPRD Kaltim akan terus mengawal proyek waterboom dan pengelolaan Pulau Kumala secara menyeluruh agar investasi besar ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan daerah.

“Yang penting bukan siapa pengelolanya, tapi bagaimana dampak positifnya terhadap PAD dan warga,” tutupnya. (adv/rfh/ara)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!