DPRD PPU Soroti Kebutuhan Tambahan Ambulans di RSUD RAPB untuk Optimalisasi Pelayanan Kesehatan
DPRD Penajam Paser Utara mengidentifikasi kebutuhan mendesak tambahan ambulans di RSUD Ratu Aji Putri Botung untuk rujukan pasien.DPRD Penajam Paser Utara mengidentifikasi kebutuhan mendesak tambahan ambulans di RSUD Ratu Aji Putri Botung untuk rujukan pasien.
Penajam, intuisi.co – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU) saat ini tengah menyoroti kondisi fasilitas penunjang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB). Dalam pertemuan yang digelar baru-baru ini, anggota DPRD, Syahrudin M Noor, mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat armada ambulans rumah sakit. Dengan hanya tiga unit ambulans dan satu mobil jenazah yang tersedia, sebagian besar dari kendaraan tersebut memerlukan perawatan intensif, situasi ini tentunya mempengaruhi kelancaran proses rujukan pasien.
Syahrudin, yang dikenal vokal dalam menyuarakan aspirasi masyarakat, menekankan bahwa pihak RSUD-lah yang paling memahami kebutuhan riil mereka. “Mereka yang lebih tahu, apakah tiga ambulans ini cukup untuk mendukung kegiatan mereka atau justru kurang,” ujarnya tegas saat ditemui oleh media. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran legislatif akan dampak dari kurangnya fasilitas yang memadai pada layanan kesehatan masyarakat.
Ia juga memberikan peringatan kepada manajemen RSUD RAPB bahwa tanpa laporan mengenai kebutuhan tambahan armada ambulans, Pemerintah Daerah (Pemda) PPU akan beranggapan bahwa semua kebutuhan mobilisasi rumah sakit telah terpenuhi. “Kalau pihak RSUD mau ditambah, kami tidak pernah menghalang-halangi. Selama mereka mengusulkan, jika tidak, ya apa yang mau kita bantu,” imbuhnya dengan nada serius.
Dalam diskusi tersebut, Syahrudin mengingatkan pentingnya pengajuan anggaran untuk pengadaan ambulans dari dana yang telah dialokasikan oleh Pemda PPU. “Kami sudah menganggarkan, ini loh anggaran, belanjakan untuk apa yang menjadi prioritas. Namun, belanja mereka malah berfokus pada hal lain,” katanya dengan nada keprihatinan.
Sebagai legislator yang aktif dalam proses penganggaran, Syahrudin menegaskan bahwa pihaknya tidak membatasi penggunaan anggaran yang diberikan, namun tetap mengharapkan bahwa penggunaannya tepat sasaran. “Kami tidak mencampuri secara teknis apa yang harus dibelanjakan di sana, itu urusan mereka. Justru kami mencurigai, kenapa anggaran segitu tidak cukup?” pungkasnya, meninggalkan pertanyaan mendalam tentang pengelolaan dana dan prioritas yang harus menjadi perhatian semua pihak terkait.
Dengan adanya pembahasan ini, harapannya adalah agar manajemen RSUD RAPB dapat lebih proaktif dalam menyampaikan kebutuhan mereka, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat di Penajam Paser Utara dapat semakin optimal. (adv)