Sorotan

Enam PDP Baru di Kaltim, Lima dari Cluster Gowa, Melapor saat Gejala Memberat

Dari enam PDP tambahan di Kaltim pada 8 April 2020, lima berasal dari Cluster Gowa. Tersebar di Samarinda, Kukar, dan PPU.

Samarinda, intuisi.co – Pasien dari Cluster Gowa terus bermunculan di Kaltim. Rabu ini, 8 April 2020, bertambah enam pasien dalam pengawasan (PDP). Lima di antaranya rombongan Kaltim di Ijtima Jamaah Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan.

Dari Samarinda adalah seorang laki-laki usia 54 tahun. Statusnya ditetapkan PDP setelah melapor ke call center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Samarinda di 112. Memiliki keluhan demam, batuk, sakit tenggorokan, dan terdapat gambaran pnemonia. “Saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS),” sebut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak, dalam konferensi pers via aplikasi Zoom, Rabu petang, 8 April 2020.

Dari Kutai Kartanegara, daftar PDP pada periode yang sama bertambah dua. Dan salah satunya juga jamaah ijtima atau Cluster Gowa. Memiliki keluhan batuk dan terdapat gambaran pnemonia. Saat ini dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit Kukar.

Sedangkan tiga kasus PDP terakhir, berasal dari Penajam Paser Utara (PPU). Ketiganya juga pelaku perjalanan dari Gowa. Masing-masing memiliki keluhan demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Saat ini menjalani isolasi di RSUD Aji Putri Botung PPU.

Terus bertambahnya pasien dari Cluster Gowa memang menjadi perhatian ekstra Gugus Tugas Covid-19 di provinsi ini. Namun otoritas di daerah juga hanya bisa melacak 640 orang peserta kegiatan Ijtima Jamaah Dunia Zona Asia tersebut dari Kaltim. Sementara pendataan panitia pada 19 Maret 2020, terdapat 1.642 jamaah asal Kaltim di kegiatan tersebut. “Dinas kesehatan di kabupaten/kota sudah maksimal men-tracing 640 orang tersebut. Dari dari situ ditetapkan PDP 19 orang, OTG (orang tanpa gejala) sembilan orang. Terkonfirmasi positif ada enam. Dan satu meninggal dunia,” urai Andi.

Menurutnya, yang juga menyusahkan dalam proses pelacakan tersebut, adalah siklus kepulangan jamaah asal Kaltim yang tak bersamaan. Kepulangan diketahui datang bergelombang. Ada yang tiba kembali 20 Maret 2020. Ada juga yang baru 26 Maret 2020.

Melapor Ketika Gejala Memberat

Hal ini makin rumit karena gejala orang-orang yang terindikasi tertular, juga berbeda-beda. Ada yang muncul cepat, ada yang menjelang akhir masa inkubasi. Sementara laporan yang diterima call center di daerah, cenderung ketika gejala telah memberat.

“Ini kenapa sejak awal kami meminta untuk melapor. Agar memudahkan tracing dan memastikan yang bersangkutan terpantau. Yang telah di-tracing juga diminta rajin melaporkan kondisi tiap hari lewat call center,” sebutnya.

Adapun dari 640 jamaah yang sudah terlacak, sebagian telah menjalani pemeriksaan rapid test. Sebagian besar hasil menunjukkan status negatif dan ada juga yang positif. Kendati demikian, yang hasil rapid test-nya negatif pun masih harus mengikuti pengujian berikutnya. Sekitar tujuh sampai 10 hari setelah rapid test terakhir. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.