Pariwara

Fluktuasi Harga Bandeng Desak Petani PPU Pilih Rumput Laut sebagai Alternatif

Fluktuasi harga bandeng yang tidak menentu mendorong petani tambak di PPU beralih ke rumput laut, yang menawarkan keuntungan lebih stabil dan terjamin.

Penajam, intuisi.co – Di tengah fluktuasi harga yang seringkali merugikan, petani tambak di Penajam Paser Utara (PPU) kini beralih dari budidaya ikan bandeng ke rumput laut. Keputusan ini bukan tanpa alasan: harga bandeng yang tidak stabil telah membuat petani berpikir ulang tentang keberlanjutan usaha mereka. Dalam satu kali panen, petani tambak kini mampu menghasilkan hingga 10 ton rumput laut, jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari budidaya bandeng yang rentan terhadap perubahan pasar.

Sujiati, anggota DPRD PPU, mengungkapkan bahwa mayoritas tambak di daerah tersebut telah beralih ke rumput laut. “Meskipun data pasti belum ada, sebagian besar tambak di PPU sudah mulai menanam rumput laut. Sekali panen, mereka bisa mendapatkan hingga 10 ton,” katanya.

Pergeseran ini terjadi akibat ketidakstabilan harga bandeng yang sering kali membuat petani sulit merencanakan pendapatan mereka. Harga yang fluktuatif di pasar menyebabkan kerugian besar bagi petani, sementara rumput laut, dengan siklus panen yang lebih cepat dan harga yang lebih stabil, menawarkan prospek yang lebih cerah. “Budidaya rumput laut memberikan keuntungan yang lebih pasti. Kami melihatnya sebagai jalan untuk mengamankan pendapatan di tengah ketidakpastian ini,” tambah Sujiati.

Tidak hanya itu, rumput laut juga menawarkan peluang untuk pemasaran dalam skala besar, menjadikannya pilihan yang lebih menguntungkan untuk kelompok tani yang mengelola tambak besar di PPU. Petani kini lebih fokus pada budidaya rumput laut karena selain hasil panen yang melimpah, cara ini juga lebih terjangkau dan berjangka waktu pendek.

Sujiati berharap dengan berfokus pada rumput laut, petani tambak dapat lebih mandiri dan memperoleh pendapatan yang lebih terjamin. “Konsentrasi pada rumput laut ini diharapkan bisa memberi kestabilan ekonomi bagi para petani, sehingga mereka bisa bertahan di tengah tekanan harga yang tak menentu,” pungkasnya.

Langkah ini menggambarkan adaptasi yang cermat dari petani yang berusaha bertahan dan berkembang meski dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Fokus mereka pada rumput laut bukan hanya strategi untuk menghindari kerugian, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih stabil dan menjanjikan. (adv)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.