Garansi Makanan Kantin Sehat, SMA 16 Samarinda Gandeng BPOM
SMA 16 Samarinda jalin kerja sama dengan BPOM Samarinda. Memastikan semua makanan yang dijual kantin berkualitas serta higienis
Samarinda, intuisi.co- SMA 16 Samarinda menggandeng BPOM. Jalinan kerja sama ini untuk menggaransi semua panganan yang ada di kantin sekolah jauh dari kata tak sehat dan kotor. Demikian dijelaskan Kepala SMA 16 Samarinda, Abdul Rozak.
Dia menyatakan, pihaknya menjamin kualitas pangan dan jajanan di sekolah. Hal ini untuk menghindari makanan yang kurang higienis. “Pastinya kami memastikan kondisi kantin yang sehat, serta jajanannya yang layak konsumsi. Demi menjaga asupan gizi para peserta didik,” ujar Rozak pada Sabtu, 4 November 2023.
Selain BPOM, pihaknya juga bekerja sama dengan puskesmas setempat. Hadirnya kolaborasi dengan 2 pihak itu membuat pengecekan lebih maksimal. Terutama saat mengecek jajanan sekolah dan memastikan jajajan yang dijual tak ada zat berbahaya.
“Tentu ada, kita kerja sama dengan BPOM dan puskesmas dalam melakukan pengawasan makanan yang ada di sekolah. Khususnya di SMA 16 Samarinda,” ucapnya.
Sejauh ini, tak ada permasalahan terkait makanan yang terjadi di SMA 16 Samarinda. Semuanya layak dikonsumsi para siswa. Selain menjaga makanan kantin tetap higienis, pihaknya juga meminta ke orangtua siswa untuk membawakan bekal dari rumah. Tentunya sebagai bentuk pemenuhan gizi bagi siswa.
“Aman saja sampai hari ini, tidak ada persoalan. Kami juga imbau peran orang tua untuk membawakan anaknya bekal dari rumah,” tambah Rozak.
Sementara itu, Kepala BPOM Samarinda Sem Lapik mengatakan, pihaknya juga sempat menyampaikan perihal zat berbahaya yang ada di jajanan sekolah. Sehingga membuatnya kurang higienis.
“Zat yang berbahaya pada makanan ada tiga jenis, mulai dari biologi, fisik, hingga kimia. Untuk yang biologi dan fisik, bisa diidentifikasi melalui aroma yang kurang sedap dan adanya jamur di makanan tersebut,” tegas Sem.
Lalu ada pula zat kimia yang harus diuji terlebih dahulu di laboratorium. Yakni demi mengidentifikasi bagaimana bahayanya. “Kami akan ke beberapa sekolah juga nanti untuk menguji kelayakan pangan di masing-masing sekolah,” tutupnya. (DisdikbudKaltim/Adv/Ina)