Gerakan Bersama Melawan Stunting, Bupati Edi Distribusikan Makanan Tambahan
Di tengah upaya melawan stunting, Bupati Kukar Edi Damansyah hadir di Loa Janan, memimpin gerakan pemberian makanan tambahan bagi balita.
Loa Janan, intuisi.co – Di tengah semilir angin pagi di Kecamatan Loa Janan, Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, melangkah dengan mantap menuju Balai Pertemuan Umum (BPU) yang telah dipenuhi para ibu dan balita. Senyum hangatnya menyapa setiap orang yang hadir dalam acara pencanangan gerakan bersama intervensi serentak pemberian makanan tambahan (PMT) lokal bagi balita dengan permasalahan gizi, sebuah inisiatif yang menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mengatasi masalah stunting di wilayahnya.
Edi Damansyah tidak hanya hadir sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai figur yang peduli dan dekat dengan masyarakatnya. Ia turun langsung memberikan makanan tambahan kepada balita yang hadir, memperlihatkan betapa seriusnya pemerintah daerah dalam menangani masalah gizi buruk yang mengancam masa depan generasi penerus. “Alhamdulillah, kita telah menyelesaikan pengukuran dan penimbangan serentak di Kecamatan Loa Janan dengan hasil yang memuaskan. Data menunjukkan adanya 429 anak yang berpotensi stunting, tersebar di beberapa desa,” ungkap Edi dalam arahannya, mencerminkan rasa prihatin sekaligus optimisme dalam menghadapi tantangan tersebut.
Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen penting dalam pemerintahan dan masyarakat, termasuk Sekretaris Daerah Kukar Sunggono, Asisten III Bidang Administrasi Umum Dafip Haryanto, beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta pimpinan perusahaan dan kader posyandu setempat. Kehadiran mereka menegaskan bahwa upaya melawan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan sektor swasta.
Di hadapan para peserta, Edi menjelaskan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan di posyandu. “Balita dan anak dengan status positif stunting memerlukan penanganan khusus. Oleh karena itu, kami membawa tim dokter spesialis anak yang akan memberikan pelayanan langsung ke desa-desa,” katanya. Langkah ini merupakan bagian dari implementasi program pencegahan stunting secara serentak yang dijalankan di seluruh Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kecamatan Loa Janan sendiri menjadi contoh bagaimana intervensi cepat dan tepat dapat dilakukan. Dalam waktu 30 hari sejak pelaksanaan pengukuran dan penimbangan, PMT telah diberikan kepada balita yang memerlukan. “Ini adalah langkah cepat yang harus kita lakukan untuk memastikan tidak ada lagi balita yang mengalami masalah gizi. Dalam dua bulan ke depan, PMT harus dilaksanakan di satu titik yang telah ditetapkan oleh kepala desa dan perangkatnya,” tegas Edi.
Rumah Bahagia, sebuah konsep di mana orang tua dan anak-anak berkumpul untuk menerima makanan tambahan, akan menjadi pusat kegiatan ini. Edi mendorong agar model serupa seperti di Desa Jembayan diterapkan di seluruh desa di Kecamatan Loa Janan. Makanan tambahan yang disiapkan oleh ibu-ibu PKK dan kader posyandu diharapkan tidak hanya memberi asupan gizi, tetapi juga mempererat hubungan antara masyarakat dan pemerintah dalam upaya bersama melawan stunting.
Gerakan ini bukan hanya sekadar pemberian makanan tambahan; ini adalah simbol dari upaya kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan masa depan yang lebih sehat dan kuat bagi anak-anak di Kutai Kartanegara. Dengan langkah-langkah yang terus berlanjut, harapan besar akan terwujud: menghapus stunting dari bumi Kutai Kartanegara dan menjadikan setiap balita tumbuh sehat dan cerdas. (adv)