EkonomiHeadlineNasionalSorotan

Harga Tiket Pesawat Mulai Melandai Pekan Depan

Beberapa minggu terakhir harga tiket pesawat mahal. Situasi ini bikin warga pusing tujuh keliling. Kebijakan serius dari pemerintah pun diharapkan.

Jakarta, intuisi.co-Bila tak lepas dari rencana, harga tiket pesawat bakal turun 15 persen mulai pekan depan. Meski demikian kebijakan tersebut hanya untuk waktu penerbangan tertentu.

“Kira-kira 15 persen (turun harga tiket). Waktunya tergantung, biasanya 3-4 hari. Terutama yang nonprimetime. Biasanya hari Senin sampai Kamis di siang hari,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi seperti dilansir dari CNNIndonesia.com pada Kamis, 25 Agustus 2022.

Kata dia, Kemenhub sudah menginstruksikan kepada maskapai agar penurunan harga tiket bisa dilakukan saat penerbangan siang hari atau jam sepi terbang. Jendela waktu itu dipilih karena jarang ada yang menggunakan jasa maskapai. Dengan demikian, jam lowong ini bisa terisi.

“Secara tidak langsung tadinya kosong terus ada penumpang, ada duit. Maskapai uangnya bertambah, size-nya bertambah,” jelasnya.

Pada akhirnya, langkah ini dinilai bisa membuat maskapai memberikan diskon juga pada jam sibuk atau peak season. Sebab, ada keuntungan yang diperoleh dari penerbangan siang hari tersebut. Sehingga ini menetralisir atau mengurangi di tarif batas maksimal.

“Saya juga sudah meminta maskapai memberikan diskon di tengah lonjakan harga tiket pesawat,” terangnya.

Berinovasi Agar Harga Tiket Pesawat Bisa Dijangkau

Selain itu, Budi juga berharap maskapai melakukan efisiensi dan inovasi harga tiket pesawat jadi lebih mudah terjangkau. Hal ini menurut Budi merupakan sejumlah upaya pemerintah untuk menstabilkan harga tiket pesawat agar tidak menimbulkan inflasi yang tinggi.

“Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” tuturnya.

Menurut Budi maskapai penerbangan bisa memberikan diskon pada hari-hari tertentu ketika okupansi pesawat sedang rendah. Misalnya di tengah pekan, ketika biasanya okupansi rata-rata pesawat hanya 50 persen. Dengan pemberian diskon masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah, sehingga tingkat keterisian penumpang akan meningkat dan harga tiket stabil.

“Dan secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak,” tuturnya.

Di sisi lain, Budi juga mendorong peningkatan peran pemerintah daerah (pemda) untuk memberi subsidi dengan cara melakukan block seat. Menurutnya pemda dapat menjamin tingkat keterisian agar bisa lebih dari 60 persen.

“Contohnya yang dilakukan pemda di Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka memberikan dukungan kepada maskapai,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.