Penajam, intuisi.co- Lambannya penyediaan fasilitas pengairan bagi petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menyediakan sistem irigasi yang memadai telah memaksa banyak petani mengalihfungsikan lahan pertanian mereka menjadi perkebunan kelapa sawit.
Anggota DPRD PPU, Ishaq Rahman, menekankan bahwa masalah ini tidak seharusnya dibebankan sepenuhnya kepada masyarakat, sebab keterlambatan pemerintah dalam menyediakan fasilitas pengairan merupakan akar dari permasalahan ini.
Ishaq menyayangkan kondisi di mana banyak petani merasa tidak punya pilihan selain mengubah lahan pertanian mereka menjadi perkebunan kelapa sawit, yang dianggap lebih mudah dikelola tanpa sistem irigasi yang baik.
“Masyarakat yang mengalihfungsikan lahan karena memang kita sendiri lamban memberikan mereka fasilitas,” ujar Ishaq, menyoroti fakta bahwa kurangnya akses air membuat lahan pertanian sulit dikelola secara produktif.
Hal ini akhirnya mendorong petani mencari alternatif lain yang dinilai lebih menguntungkan secara ekonomi, meskipun harus mengubah fungsi lahan pertanian yang ada.
Lebih lanjut, Ishaq menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak hanya berfokus pada alasan untuk menyalahkan masyarakat yang mengalihfungsikan lahan, tetapi juga introspeksi terhadap keterlambatan penyediaan fasilitas dasar seperti irigasi.
“Jangan hanya mencari-cari alasan untuk menyalahkan orang lain dong,” tegasnya.
Ishaq menekankan pentingnya pendekatan yang lebih solutif dari pemerintah untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat, terutama dalam hal pengairan, dapat dipenuhi agar petani tidak merasa terbebani dan tergoda untuk mengubah fungsi lahan mereka.
Menurut Ishaq, pemerintah daerah harus bertindak cepat dan tepat dalam memberikan solusi, karena tanpa adanya pengairan yang jelas dan andal, petani akan terus kesulitan mendapat akses air yang sangat vital bagi pertanian.
Ia menggarisbawahi bahwa keputusan petani untuk beralih ke kelapa sawit tidak sepenuhnya berasal dari keinginan sendiri, melainkan sebagai respons atas kondisi lahan yang tidak mendukung untuk pertanian.
“Solusinya dari kita, kalau pengairannya nggak jelas, mereka kesulitan mendapat air. Jadi, jangan hanya menyalahkan masyarakat,” tutup Ishaq.(adv)