Samarinda, intuisi.co – Masa-masa yang mencemaskan telah terlewati. Rizka Nurazizah dan belasan warga Kaltim lainnya yang telah dievakuasi dari Tiongkok, kini merasakan gurihnya bakso di kampung halaman. Dipastikan bebas virus corona. Diterima daerah asal dengan sukacita.
Rizka Nurazizah dan rombongan kembali menginjakkan kaki di Samarinda pada Minggu siang, 16 Februari 2020. Airbus A320 milik maskapai Batik Air yang ditumpangi, mendarat dengan lancar di Bandara APT Pranoto Samarinda.
Setiap yang turun dari burung besi raksasa tersebut, tak dapat menyembunyikan wajah semringahnya. Tak lagi ada masker yang menutupi paras. Hanya senyum yang mengarah ke sana-sini. Rizka Nurazizah begitu senang kembali ke Samarinda dan bertemu keluarga besarnya.
Rizka adalah mahasiswi kedokteran semester enam di Hubei Polytechnic University, di Huangshi, kota bagian tenggara Provinsi Hubei, Tiongkok. Sebelum mengikuti masa karantina dan observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, Rizka sempat merasakan tegangnya lingkungan Negeri Tirai Bambu yang terisolasi.
Begitu virus corona mewabah, tak ada transportasi umum beroperasi. Pihak kampus pun melarang seluruh mahasiswanya beraktivitas di luar. Rizka dan banyak mahasiswa lainnya tak bersiap untuk itu. Pasokan makanan pun sempat menipis. Untuk menghemat beras, selama tiga hari dia hanya mengonsumsi bubur. “Kami bisa belanja di dalam kampus. Tapi persediaan makanan menipis,” terangnya.
Ia bersyukur masa-masa itu telah terlewati. Begitu sampai di Samarinda, hal paling pertama ingin dilakukan adalah makan bakso. Tentu saja setelah melepas rindu dengan orangtua dan keluarga lainnya.
“Pertama pastinya ingin makan. Makan bakso. Karena sudah tiga tahun tidak makan bakso,” sebutnya kepada awak media di Bandara APT Pranoto Samarinda.
Di Tiongkok, kampus tempatnya menempuh pendidikan sebenarnya masih tetap beraktivitas. Kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung. Namun keadaan belum memungkinkan untuknya kembali ke Tiongkok. Beruntung ada kebijakan khusus memungkinkan para mahasiswa belajar dengan sistem online.
Belum Bisa Kembali
Sistem kuliah online juga kabarnya berlaku di Hubei Minzu University. Innesa Alviani Nur Fadila, merupakan warga Samarinda yang berkuliah di sana. Satu dari lima pelajar Samarinda yang baru kembali dari Natuna.
Menurut jadwal, perkuliahan di kampus tersebut kembali dimulai 17 Februari 2020. Dengan perkuliahan online, Innesa bisa merasa lega tak perlu membolos karena kondisi belum memungkinkannya kembali ke Tiongkok.
Saat ini, ia masih berada dalam euforia bisa kembali ke kampung halaman. Begitu bahagia kembali bertemu keluarga. Lebih-lebih dengan keterbukaan masyarakat yang tak melakukan penolakan karena dugaan virus corona. “Senang banget. Masyarakat bisa terima kami. Bisa ketemu keluarga,” ungkapnya.
Kepulangan 14 warga Kaltim setelah masa observasi di Natuna, terbagi dalam dua penerbangan. Yang pertama tiba di Balikpapan pukul 09.00 Wita. Via Bandara Aji Sultan Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Lima warga tiba disambut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi bersama jajarannya.
Di Samarinda, sembilan orang tiba pukul 11.00 Wita dengan pesawat Airbus A320 Batik Air via Bandara APT Pranoto. Disambut Asisten Administrasi Umum Sekprov Kaltim, HS Fathul Halim. Juga pelaksana tugas Kepala Diskes Kaltim Andi Muhammad Ishak.
Fathul Halim menegaskan para mahasiswa tersebut dalam keadaan sehat. Tak sedikit pun terpapar virus corona. Masyarakat ditegaskan untuk tidak perlu khawatir.
“Bahkan saat berada di Tiongkok juga sehat. Namun, observasi memang harus dilalui guna menjamin kondisi secara menyeluruh,” ungkap Fathul Halim. (*)