HeadlineSorotan

Kisah Sedih Pasangan Muda dengan Bayi 1 Bulan di Samarinda yang Tinggal Dalam Gerobak

Andika Pratama beserta istri dan anaknya yang masih sebulan, tinggal dalam gerobak karena diusir dari rumah sewa. Menunggak biaya sebulan selama 10 hari.

Samarinda, intuisi.co – Keluarga kecil Andika Pratama diusir dari indekosnya pada 21 Agustus 2020. Sudah 10 hari dari tenggat tak kunjung bisa membayar tunggakan Rp350 ribu. Bersama istri dan anaknya yang masih sebulan terpaksa menggelandang di jalan.

“Saya cuma telat bayar 10 hari tapi pintu rumah (sewa) langsung digembok. Makanya kami tinggal di gerobak,” cerita pria 35 tahun tersebut, ditemui intuisi.co di Rumah Singgah, Jalan Dr Soetomo, Gang 4A, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu.

Sang istri adalah Yanti, sebulan lalu melahirkan anak pertama mereka, Muhammad Aditya Pratama. Sudah 14 hari keluarga kecil tersebut tinggal di Jalan Belatuk, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang. Hanya berlindung diri dari dalam gerobak. Berselimutkan kardus, beratapkan baliho bekas. Tak ada harta selain baju di badan. Semua barang-barang ditinggal di rumah sewa.

Ketika siang, bukan main teriknya mentari harus ditanggung. Pun dinginnya malam saat langit gelap. Keadaan terburuk adalah ketika hujan. Jika sudah begini, Andika hanya bisa duduk di luar gerobak. Memastikan istri dan anaknya berlindung di dalam pedati.

Di tengah situasi tersebut, Andika masih punya alasan bersyukur. Apalagi jika bukan karena keadaan sang anak yang tetap sehat dan baik-baik saja. “Alhamdulillah anak kami sehat terus. Saya enggak apa-apa kena hujan. Yang penting anak dan istri aman,” sebutnya.

Perjalanan dari Tanjung Selor

Andika merupakan asli warga Samarinda namun tak satupun keluarganya masih di ibu kota Kaltim ini. Dua tahun lalu dia hijrah ke Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Bekerja sebagai buruh angkut kepiting ke Malaysia.

Di Tanjung Selor jua ia merajut kisah cintanya dengan Yanti. Hingga meminangnya dan membuka kehidupan baru dengan kembali ke Samarinda pada Februari 2020.

Di Ibu Kota Kaltim, Andika berharap mendapatkan pekerjaan. Namun kenyataan tak berjalan sesuai ekspektasi. Andika dan keluarga hanya mengais sampah demi bertahan hidup. Bisa makan sehari sekali pun syukur.

Pertengahan Juli 2020, anak pertama keduanya lahir. Diberi nama Muhammad Aditya Pratama. “Waktu anak kami lahir, kami enggak bisa bayar klinik. Terpaksa gadai handphone,” tutur Andika.

Ditolong Relawan

Kisah pilu Andi dan keluarganya, sampai ke telinga sukarelawan dari Sedekah Mandiri Samarinda. Kamis dini hari, 3 September 2020, dijemputlah keluarga ini dan dibawa ke rumah singgah, Jalan Dr Soetomo.

Aditya Pratama langsung dibawa ke dokter dan diperiksa. Keterangan medis diperoleh, tak ada penyakit dalam tubuh sang bayi. Hanya ruam-ruam di bagian leher. Iritasi kulit yang lazim terjadi kepada bayi. “Kami sekeluarga begitu terbantu. Saya ucapkan terima kasih,” kata Andika.

Arisna Setiawati, koordinator Komunitas Sedekah Mandiri Samarinda, semula menerima informasi mengenai Andika dan keluarganya dari Grup Facebook Busam, salah satu forum warga Samarinda di media sosial. Setelahnya, dia bersama-sama komunitas, memastikan keberadaan Andika. Benar saja, keluarga kecilnya tinggal dalam gerobak sampah. Hanya muat dua orang.

Oleh komunitas ini, biaya persalinan sebesar Rp2 juta lebih sudah dilunasi. Dalam waktu dekat ongkos rumah sewa juga bakal dibayar.  “Alhamdulillah banyak sukarelawan yang membantu. Untuk sementara mereka tinggal di rumah singgah ini, sampai Andika dapat pekerjaan baru,” sebut Arisna.

Andika dan keluarganya begitu bersyukur atas pertolongan yang diberikan. Untuk sementara juga bisa tinggal di rumah singgah. Pun dengan ponselnya yang telah ditebus. Besar harapannya bisa memperoleh pekerjaan. Agar anak dan istrinya bisa makan. “Jadi sopir pun sudah syukur. Yang penting ada,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.