Bontang, intuisi.co – Suara gemuruh ombak terdengar di kawasan pesisir Bontang, Kalimantan Timur. Di antara pasir putih dan air biru, terlihat pemandangan yang menawan: hamparan hijau yang membentang dari bibir pantai hingga ke dalam daratan. Itulah mangrove, tanaman yang tumbuh di daerah pasang surut, yang memiliki peran penting bagi lingkungan dan masyarakat.
Mangrove bukan sekadar tanaman biasa. Mangrove adalah rumah bagi berbagai jenis satwa, seperti burung, kepiting, udang, dan ikan. Mangrove juga berfungsi sebagai penahan abrasi, penyerap karbon, dan penyaring air laut. Mangrove juga menjadi sumber penghasilan dan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar.
Namun, mangrove juga menghadapi ancaman. Penebangan liar, pencemaran, perubahan iklim, dan pembangunan pesisir mengancam keberadaan mangrove. Oleh karena itu, upaya konservasi mangrove sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan ekosistem mangrove.
Salah satu perusahaan yang peduli terhadap konservasi mangrove adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Sejak 2009, Pupuk Kaltim telah mengembangkan program konservasi mangrove di dua lokasi di Bontang, yaitu Kedindingan dan HGB 65 di Telok Bangko. Program ini melibatkan masyarakat setempat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi lingkungan.
Hingga 2022, Pupuk Kaltim telah menanam lebih dari 380.000 bibit mangrove di dua lokasi tersebut. Program ini tidak hanya sebatas menanam pohon, tetapi juga mengembangkan berbagai inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Misalnya, mengembangkan ekowisata mangrove, membuat produk olahan dari mangrove, dan memberikan pelatihan tentang pengenalan mangrove.
Salah satu inisiatif terbaru yang dilakukan oleh Pupuk Kaltim adalah memberikan pelatihan pengenalan mangrove bagi guru dan tenaga pendidik SDN 004 Bontang Utara. Pelatihan ini bertujuan untuk mendukung implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka. P5 adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengamati dan memecahkan masalah di lingkungan sekitarnya dengan cara yang kreatif.
“Pupuk Kaltim sengaja menggandeng SDN 004 Bontang Utara sebagai sekolah pilot project praktik P5 Kurikulum Merdeka, dengan mengangkat tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang difokuskan pada sistem pembelajaran terkait mangrove,” ujar Sugeng Suedi, VP TJSL Pupuk Kaltim.
Sugeng berharap pelatihan ini bisa membantu guru-guru dalam menyusun kurikulum tentang mangrove, sehingga bisa diaplikasikan kepada siswa mulai tahun ajaran 2023/2024. Ia juga berharap pelatihan ini bisa meningkatkan pengetahuan kader Perpustakaan Mercusuar dan Kelompok Telok Bangko tentang program konservasi mangrove.
“Dengan pelatihan ini diharap P5 Kurikulum Merdeka di SDN 004 Bontang Utara dapat berjalan maksimal, dalam upaya mencetak generasi berkarakter dengan memberikan kesempatan belajar dari lingkungan sekitar. Termasuk kelompok binaan dapat semakin memaksimalkan program konservasi yang dijalankan,” tambah Sugeng.
Sugianur, narasumber pelatihan dari Balai Taman Nasional Kutai (TNK), menyampaikan sejumlah materi tentang ekosistem mangrove, mulai dari jenis-jenisnya, manfaatnya, hingga cara merawatnya. Ia juga mengajak peserta pelatihan untuk melakukan praktik langsung di lapangan dengan mengenali berbagai jenis mangrove yang ada di lokasi.
Hal ini ditujukan agar para peserta memahami dengan baik seluk beluk mangrove mulai awal, sehingga dapat menjadi rujukan untuk pengembangan program konservasi maupun penyusunan kurikulum merdeka oleh tenaga pendidik SDN 004 Loktuan.
“Dengan memahami secara spesifik terkait mangrove, diharap program dan kurikulum yang digagas bisa berjalan dengan maksimal,” ucap Sugianur.
Mangrove, bagi Pupuk Kaltim, bukan sekadar konservasi. Mangrove adalah wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan, sekaligus upaya mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan. Mangrove adalah harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan sejahtera. Mangrove adalah cerita yang layak diceritakan. (*)