Konversi Kompor Gas ke Listrik, Begini Pandangan Samsun
Rencana pemerintah konversi kompor gas warga menjadi listrik mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Termasuk legislator Kaltim.
Samarinda, intuisi.co – Rancangan pemerintah konversi kompor gas menjadi tungku listrik memang ide menarik. Langkah ini dilakukan bekerja sama dengan PT PLN tengah melakukan uji coba program sejak Juli lalu.
Solo dan Denpasar menjadi wilayah uji coba konversi kompor gas ke listrik. Uji coba ini merupakan upaya untuk mengurangi subsidi gas elpiji 3 kilogram yang dianggap tidak tepat sasaran.
Meski demikian, Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menyebut, pemerintah harus pikir dua kali. Terutama urusan ketersediaan listrik.
“Sebab, jika kebutuhan listrik masih kurang akan menghambat program tersebut,” ujar Muhammad Samsun kepada intuisi.co pada Kamis, 22 September 2022.
Namun sebaliknya, kata dia, jika kebutuhan listrik berlebih maka akan sangat baik jika program konversi tenaga ini diterapkan.
“Kalau listrik kita ini sudah berlebih, saya pikir menjadi hal yang bagus karena lebih hemat,” ucapnya.
Konversi Kompor Gas Harus Perhatikan Sumber Listrik
Namun, terlepas dari rencana konversi kompor gas ke listrik, Samsun juga mengingatkan perilah sumber penghasil listrik yang digunakan. Apakah masih menggunakan bahan bakar fosil sabagai sumberdaya utama atau energi terbarukan.
“Sekiranya masih menggunakan energi fosil maka harganya bisa tinggi. Namun bila energi terbarukan seperti matahari maka akan lebih hemat,” imbuhnya.
Selain itu wakil rakyat dapil Kutai Kartanegara ini mengatakan jika jaringan listrik, terutama di Kaltim harus sudah siap terlebih dahulu. Jika tidak, maka konversi kompor akan dianggap sebagai kendala.
“Jadi pemerintah perlu memastikannya bahwa jaringan listrik sudah benar-benar di Kaltim. Kalau misalnya pada saat masak dan listrik padam tentu ini menjadi kendala baru,” sebutnya.
Lebih lanjut mengenai perhitungan biaya, Samsun mengatakan pemerintah harus menganalisis persoalan tersebut. Sebab ini berkaitan dengan urusan dapur warga dan pastinya jangka panjang.
“Kalau biaya listrik tetap lebih tinggi maka yakin, tidak akan diminati masyarakat,” pungkasnya. (sukri/adv/dprdkaltim)