Samarinda, intuisi.co – Seiring pandemi covid-19 yang masih menghantui, Kaltim masih menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM skala mikro. Namun pembatasan tak menghalangi agenda Wakil Gubernur atau Wagub Kaltim, Hadi Mulyadi, menggelar hajatan yang melibatkan ribuan orang.
Rabu, 26 Mei 2021, Hadi Mulyadi menggelar pernikahan anaknya di hotel berbintang Samarinda. Dihadiri bukan hanya para undangan dari Ibu Kota Kaltim tersebut. “Ya, undangannya ada 2 ribu (orang). Ada dari Jakarta, Sulawesi, dan kabupaten/kota se-Kaltim. Banjarmasin (Kalsel) juga ada, tapi sedikit,” sebut Kepala Biro Humas Setprov Kaltim, Muhammad Syafranuddin, dikonfirmasi media ini.
Di Kaltim per 25 Mei 2021, akumulasi kasus covid-19 mencapai 71.010 atau 1908,2 kasus per 100 ribu penduduk dengan positif rate 25,7 persen dari kasus diperiksa. Sedangkan total kesembuhan mencapai 68.109 atau 95,9 persen dari akumulasi kasus positif dan kematian 1705 atau 2,4 persen. Menyisakan 1196 kasus aktif atau masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri.
Syafranuddin pun menegaskan Pemprov Kaltim menyadari kasus virus corona yang masih fluktuatif di provinsi ini. Sehingga, dalam hajatan besar yang berlangsung itu, ditegaskan jika pelaksanaannya menerapkan protokol kesehatan ketat. “Ya, sudah pasti. Jadi tamu undangan nanti per sif,” sebutnya.
Ketentuan di Acara Wagub Kaltim
Adapun dari surat undangan pernikahan tersebut yang diterima media ini, terdapat tiga rangkaian waktu bagi para tamu resepsi. Pertama pukul 10.00-12.00 Wita, kemudian pukul 12.00-14.00 Wita, dan pukul 14.00-16.00 Wita.
Menurut Ivan, selama enam jam itu warga tak boleh berkerumun diwajibkan menjaga jarak. Sebelum masuk ruangan juga harus cuci tangan di antara fasilitas cuci tangan yang telah disediakan.
Tamu juga diharuskan memakai masker untuk bisa masuk. Penyelenggara juga menyediakan seribu masker sebagai antisipasi. Dan begitu telah masuk, tamu diminta tak berlama-lama dalam ruangan resepsi.
Adapun tamu undangan di pernikahan tersebut berasal dari warga hingga pejabat. Dari pemerintah, legislator, tokoh agama, TNI, dan Polri.
“Tak ada salaman. Cukup say hello. Maksimal lima menit, lah. Untuk konsumsi umum dapat kotakan (nasi kotak). Tapi kalau VVIP prasmanan di ruang terpisah,” tutur dia.
“Ya kita berdoa lah. Mudahan tidak ada (klaster). Apalagi jika semuanya bermasker dan menjaga jarak,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram