HeadlinePemkab Kukar

Menengok Potensi Wisata Danau Nan Eksotis di Kutai Kartanegara

Selain urusan pangan, Kutai Kartanegara (Kukar) juga punya potensi mengembangkan wisata danau. Tersebar luas di kabupaten ini.

Tenggarong, intuisi.coKedua mata Awaluddin Jalil tak pernah lepas dari kerbau-kerbau yang sedang mencari makan di Danau Melintang, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara atau Kukar, medio Oktober lalu. Pewarta muda asal Samarinda tersebut, begitu takjub tatkala melihat mamalia bertanduk ini menyelam mencari makanan. Pemandangan tak lazim bagi mata yang sering melihat gedung-gedung pencakar langit di tengah kota.

“Makanya saya sangat kagum. Kok bisa kerbau begitu. Kan’ biasanya hanya di darat saja,” ucap Jalil, sapaan karibnya saat diwawancarai intuisi.co pada Senin pekan lalu, 1 November 2021.

Sebagai informasi, Danau Melintang merupakan satu dari 16 danau yang ada di Kukar. Luasnya sekitar 11 ribu hektare (ha). Danau ini kaya dengan ikan air tawar. Ada tiga desa yang hidup di berbagai sisi danau. Desa Melintang, Muara Enggelam dan Enggelam. Semuanya hidup bergantung dari alam Danau Melintang. Itu sebab sebagian pekerjaan utama dari tiga desa ini adalah nelayan. Lainnya adalah peternak kerbau rawa. Lantaran jauh dari daratan dan terisolir, akses utama masyarakat adalah perahu bermesin tunggal.

“Nah, yang saya kunjungi waktu itu adalah Desa Melintang,” ujarnya.

Dari informasi yang diperoleh Jalil, peternakan kerbau kalang atau rawa ini di Desa Melintang sudah ada sejak 1918 silam. Pembelian kerbaunya pun unik, yakni barter beras dan tembakau karena uang belum menjadi alat tukar resmi ketika itu. Sejak kali pertama dibentuk, pengelolaannya turun-temurun. Setelah 103 tahun berlalu, kini sudah masuk generasi keempat. Populasi kerbau kalang itu ada 500 ekor dan saban tahun bertambah. Karena dikembangbiakkan kemudian dijual, pembelinya tak hanya lokal tapi juga luar daerah, seperti Kalimantan Selatan. Harga satu ekor kerbau berkisar antara Rp10-17 juta. Penjualannya akan meningkat pada Iduladha dan Maulid Nabi.

“Pemandangan danau ini bisa jadi objek wisata baru. Dan jika dikelola dengan baik, pasti bisa menjadi pemasukan bagi daerah,” sebutnya.

Akses Menuju Wisata Danau Tak Mudah

Gayung pun bersambut, langkah promosi tersebut sudah ditunaikan Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim dan Dispar Kukar pada awal September lalu lewat Festival Tiga Danau. Sosialisasinya tak hanya lewat media sosial, tapi juga publikasi berita. Harapannya agar danau yang ada di Benua Etam, mulai dari Danau Melintang, Semayang dan Jempang di Kutai Barat bisa dikenal warga. Tak hanya lokal, tapi juga luar daerah bahkan luar negeri. Kepala Dispar Kukar, Tauhid Aprilianur juga sepakat dengan ihwal tersebut. Walaupun garapan pemprov, namun festival tersebut melibatkan dua danau yang ada di wilayah Kukar, yakni Semayang dan Melintang. Sehingga, Pemkab Kukar ikut andil dalam urusan promosi.

“Memang dua danau tersebut (Melintang dan Semayang) punya potensi pariwisata, tapi belum tergarap dengan baik,” terang Tauhid.

Tauhid menuturkan, salah satu kendala besar hingga saat ini adalah akses menuju lokasi wisata danau ini tak mudah. Para pelancong harus melewati dua jenis perjalanan, darat kemudian menyusuri sungai. Ada dua rute paling sering digunakan ialah melewati Kecamatan Kota Bangun. Dari Tenggarong, ibu kota Kukar, perlu waktu dua jam. Setelah itu naik perahu selama 2 jam, menuju lokasi. Kedua melewati Kecamatan Muara Muntai. Dari Tenggarong menuju Muara Muntai membutuhkan waktu sekira tiga jam. Lantas stop di Desa Kuyung atau Oloy. Dari desa tersebut, lalu naik perahu ke kawasan Danau Melintang sekitar satu jam lebih.

“Namun itu tak menjadi masalah, seiring waktu bisa disederhanakan dengan fasilitas kendaraan yang mendukung. Kami (Dispar Kukar) selalu mendukung,” tuturnya.

Makin Ramai

Dia juga menyatakan, khusus Danau Semayang dan Melintang memang makin ramai diperbincangkan di media sosial. Nah, salah satu bagian yang tak kalah menarik adalah kerbau kalang. Hewan tersebut memang hidupnya di rawa-rawa atau danau. Mereka mencari makan dengan menyelam mencari rumput. Dan ini jarang terekspos. Intinya di dua danau ini banyak potensi wisata yang menarik untuk dikembangkan. Dengan demikian, lapangan pekerjaan terbuka, pendapatan daerah juga meningkat.

“Mudah-mudahan saja pandemik segera berakhir dan wisatawan bisa datang ke danau kita,” tegasnya.

Festival Tiga Danau Andalan Gubernur Isran

Setali tiga uang, Kepala Dispar Kaltim Sri Wahyuni menyebut tiga danau terbesar di Kaltim, yakni Danau Semayang, Melintang dan Jempang memang punya potensi besar menjadi objek wisata. Itu sebab lahirlah Festival Tiga Danau. Nah, program ini merupakan andalan Gubernur Isran Noor. Besar harapan dengan festival tersebut nama tiga danau ini semakin terkenal. Tak hanya lokal, tapi luar daerah hingga mendunia.

“Selain itu kesejahteraan masyarakat juga bisa terbantu seiring dengan visi memajukan kawasan wisata di tiga danau tersebut,” sebut Sri.

Dengan kata lain, dengan adanya festival tersebut maka efek berganda di sektor ekonomi bisa terjadi. Dia memisalkan perihal jasa transportasi sungai, danau, homestay, jasa kuliner hingga jasa perlengkapan event. Sementara untuk potensi dampak sosial budaya, diharapkan ada peningkatan aktualisasi seni budaya lokal termasuk meningkatkan kesadaran pelestarian kearifan lokal.

“Sementara potensi dampak lingkungan diharapkan wisatawan bisa semakin sadar pentingnya  menjaga kelestarian alam,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.