PariwaraPemkab Kukar

Pabrik Rumput Laut Muara Badak Siap Beroperasi 2025, Harapan Baru Ekonomi Kukar

Di tepi pantai Muara Badak, perubahan besar tengah dirancang. Sebuah pabrik rumput laut siap mengubah potensi lokal jadi kekuatan ekonomi.

Tenggarong, intuisi.co – Hamparan laut biru di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), selama ini menyimpan potensi besar yang akhirnya mulai mendapat perhatian serius. Di bawah sinar matahari yang menyapu garis pantai, masyarakat pesisir kini bersiap menyambut babak baru: pabrik pengolahan rumput laut yang telah lama dinantikan akan segera beroperasi pada Januari 2025.

Proyek ini menjadi simbol dari visi besar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dalam mengoptimalkan kekayaan laut sebagai jalan menuju kemandirian ekonomi. Rumput laut, komoditas unggulan yang selama ini hanya menjadi bahan mentah, kini akan diolah menjadi produk bernilai tinggi, membawa harapan baru bagi masyarakat pesisir.

Sejak pertama kali digagas pada 2017, pembangunan pabrik ini telah melewati berbagai rintangan. Namun kini, harapan itu terlihat nyata. Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fathullah, dengan penuh antusiasme menyampaikan perkembangan terkini. “Bangunan sudah hampir selesai, dan kami tengah menyelesaikan pengadaan mesin-mesin utama. Jika semua berjalan sesuai rencana, pabrik ini akan mulai beroperasi pada awal 2025,” ujarnya.

Berbekal investasi sebesar Rp 60 miliar—termasuk Rp 21 miliar untuk pengadaan mesin—pabrik ini dirancang bukan sekadar untuk memproses rumput laut mentah, tetapi juga menciptakan berbagai produk inovatif. Tepung rumput laut, beras berbasis rumput laut, hingga mie instan menjadi beberapa produk unggulan yang diproyeksikan akan lahir dari fasilitas modern ini.

“Pasar untuk produk olahan rumput laut sangat besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Produk seperti tepung rumput laut bahkan diminati oleh industri makanan besar,” tambah Sayid, menggambarkan potensi luar biasa dari pengolahan sumber daya lokal ini.

Menggerakkan Ekosistem Lokal

Keberadaan pabrik ini bukan hanya soal membangun industri, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Nelayan di Muara Badak, yang selama ini mengandalkan penjualan rumput laut basah, akan mendapat pasar yang stabil. Tak hanya itu, rantai ekonomi juga akan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Operasional pabrik ini tidak hanya meningkatkan pendapatan nelayan tetapi juga membuka peluang besar bagi UMKM dan masyarakat lokal. Ini adalah bentuk nyata pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas,” tegas Sayid.

Dengan kolaborasi yang inklusif, Pemkab Kukar memastikan ekosistem bisnis ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan, kemitraan dengan perusahaan besar seperti Garuda Food dan Indofood tengah dijajaki untuk memperluas pasar produk olahan rumput laut dari Kukar.

Dampak Jangka Panjang untuk Kukar

Tak berhenti pada pemberdayaan lokal, pabrik ini juga menjadi bagian dari strategi Kukar untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Dengan fokus pada inovasi dan kualitas, produk-produk dari Muara Badak diharapkan mampu menembus pasar internasional, membawa nama Kukar sebagai salah satu pusat industri kelautan terkemuka di Indonesia.

“Ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga membangun identitas Kukar sebagai daerah dengan potensi kelautan yang luar biasa,” kata Sayid, menekankan peran strategis pabrik ini dalam membentuk citra Kukar di kancah nasional dan internasional.

Masyarakat Muara Badak kini menatap 2025 dengan penuh optimisme. Pabrik pengolahan rumput laut ini bukan hanya infrastruktur baru, melainkan simbol perubahan besar bagi ekonomi lokal. Ratusan lapangan kerja akan tercipta, pendapatan masyarakat meningkat, dan UMKM tumbuh dalam ekosistem bisnis yang lebih inklusif.

“Dengan semangat inovasi dan pemberdayaan masyarakat, kami optimis keberadaan pabrik ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat dan menjadikan Kukar semakin maju,” pungkas Sayid.

Saat matahari terbit di atas perairan Muara Badak, harapan akan kebangkitan ekonomi berbasis potensi lokal pun kian nyata. Tahun 2025 akan menjadi saksi langkah besar Kukar menuju revolusi ekonomi berbasis kelautan, menjadikan rumput laut lebih dari sekadar komoditas, melainkan motor perubahan menuju masa depan yang lebih sejahtera. (adv)

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.