Tenggarong, intuisi.co – Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sunggono, menegaskan bahwa paparan asap rokok dan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi stunting di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Audit Stunting di Aula Rapat Daksa Artha, Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKD) Kukar.
Dalam laporan monitoring dan evaluasi, hampir semua kasus stunting di Kukar terkait dengan paparan asap rokok. Meski berbagai intervensi dilakukan dalam tiga bulan terakhir, tingkat paparan asap rokok di lingkungan anak-anak masih tinggi, sehingga upaya pencegahan belum memberikan hasil signifikan.
Selain itu, perilaku BABS turut menjadi sorotan. Kebiasaan ini dinilai berisiko mencemari lingkungan dan sumber air, terutama di kawasan pesisir dan bantaran sungai yang minim akses sanitasi sehat.
Sunggono menjelaskan bahwa Audit Kasus Stunting bertujuan mengumpulkan, mengkaji, dan menilai informasi terkait penyebab stunting untuk memastikan kesesuaian intervensi dengan kebutuhan di lapangan. Proses audit juga mengidentifikasi faktor risiko pada kelompok rentan seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita.
“Kita perlu memperhatikan faktor penyebab langsung stunting, seperti kekurangan gizi dan penyebaran penyakit akibat lingkungan yang tidak bersih,” ujar Sunggono.
Audit dilakukan melalui empat langkah utama: pembentukan tim audit, pelaksanaan audit dan manajemen pendampingan, penyebarluasan hasil kepada pemangku kepentingan, serta evaluasi rencana tindak lanjut. Langkah ini dirancang untuk menangani stunting secara terukur dan berkesinambungan.
Sunggono juga menegaskan pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang, perilaku hidup sehat, dan penghindaran paparan asap rokok. Upaya lain termasuk penyediaan makanan tambahan berbasis lokal serta konseling kepada orang tua untuk mendukung perkembangan anak sesuai usia.
Sebagai langkah nyata, tim percepatan telah merekomendasikan edukasi berkelanjutan tentang kebiasaan hidup bersih, pembangunan fasilitas jamban sehat, serta penguatan konseling dan pemberian makanan tambahan bagi anak berisiko stunting.
“Kami berharap dukungan dari semua pihak mampu menekan angka stunting di Kukar secara signifikan. Harapannya, selain menurunkan angka stunting, kami juga bisa mencegah kasus baru di masa depan,” pungkas Sunggono. (adv)