Pariwisata Kukar Mulai Bergairah, Okupansi Hotel Ikut Terdongkrak
Industri perhotelan di Kutai Kartanegara (Kukar) sempat terseok-seok saat pandemik Covid-19. Syukurnya perlahan-lahan sudah mulai bangkit.
Tenggarong, intuisi.co–Saat pandemik virus corona melanda Kukar, semua lini terkena imbasnya termasuk pariwisata dan perhotelan. Bahkan dua sektor ini begitu terpuruk karena kebijakan pembatasan dan karantina wilayah. Pasalnya, gara-gara itu tingkat kunjungan hotel berkurang dan akhirnya ada akhirnya gulung tikar.
“Saat pandemik memang sektor perhotelan (di Kukar) sangat terpukul,” ujar Hariyanto, sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kukar kepada intuisi.co pada Selasa siang, 9 November 2021.
Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, ada 73 hotel non bintang di Kukar dengan total jumlah 1.869 kamar. Sementara hotel berbintang hanya ada 2 dengan jumlah masing-masing 122 kamar. Kata Hari, sapaan karibnya, sebagian besar hotel di Kota Raja mengalami kondisi tersebut tatkala pandemik melanda. Baik yang berbintang maupun tidak. Penurunannya bahkan mencapai 80 persen. Situasi ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah. Sebab okupansi tak pernah drop mendekati 100 persen.
“Sangat terpukul sekali, pendapatan hotel drop sementara biaya operasional juga demikian. Tahun lalu saja ada lima hotel yang tutup,” terangnya.
Tutupnya tempat penginapan tersebut, lanjutnya, tak lepas dari imbas dari virus corona. Salah satu hotel berbintang yang pernah mengalami itu adalah Grand Elty Singgasana Hotel. Tak bisa beroperasi selama dua bulan. Persisnya Juni-Juli 2021. Penyebabnya okupansi terseok-seok, sementara kondisi tersebut harus berbenturan dengan beleid PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Tapi syukur alhamdulillah, sekarang sudah mulai pulih walaupun belum maksimal. Okupansi sudah naik ,” imbuhnya.
Penurunan Kasus Covid-19
Hingga kini situasi penyebaran virus corona di Kaltim per 17 November 2021 memang alami penurunan. Semua kabupaten/kota di Benua Etam sudah masuk zona kuning. Termasuk di Kukar. Data Satgas Covid-19 Kaltim menyebut saat ini di Kota Raja sebanyak 26.151 orang terkonfirmasi positif, tapi 25.304 pasien sudah alami kesembuhan. Tak hanya itu, vaksinasi juga sudah mencapai 55,9 persen. Lantaran terjadi penyusutan, pariwisata mulai bergairah. Lokasi plesiran mulai dikunjungi. Hal tersebut berbanding lurus dengan tingkat hunian kamar hotel.
Namun begitu, kata dia, pihaknya tak pernah lepas dari penerapan sertifikat Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Beleid tersebut merupakan upaya pemerintah pusat secara berjenjang ke daerah. Tujuannya ialah memompa denyut pariwisata yang kian melemah akibat wabah corona.
“Meskipun saat PPKM tak terpakai, kami tetap menerapkan aturan tersebut,” tuturnya.
Prokes Ketat di Lokasi Wisata Kukar
Terpisah, Kepala Bidang Destinasi Dispar Kaltim, Achmad Herwansyah menambahkan, dengan adanya CHSE tersebut, maka sektor pariwisata dan perhotelan di Kaltim termasuk di Kukar bisa bergairah lagi. Wajar demikian, sebab selama Covid-19 melanda pariwisata di berbagai daerah tak bisa berbuat banyak. Kondisi tersebut tentu membawa dampak ke berbagai lini, termasuk urusan pendapatan asli daerah atau PAD. Padahal provinsi ini punya segudang destinasi wisata yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
“Dampaknya memang sangat terasa, tapi kita harus bangkit,” terangnya.
Dia kembali menambahkan, sertifikasi CHSE saat ini menjadi syarat bagi pelaku industri wisata bila ingin dikunjungi turis. Sertifikat itu menunjukkan destinasi terkait layak dikunjungi lantaran sudah memenuhi standar protokol Covid-19. Komponen CHSE ini begitu penting dalam industri pariwisata ke depan. Sebab dalam tatanannya menyematkan penerapan ketat protokol kesehatan. Misalnya, pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan, ketersediaan sarana mencuci tangan dengan sabun, dan tempat sampah bersih. Perlu diingat pula, saat berada di lokasi wisata agar menghindari berjabatan tangan dan tetap gunakan masker. Tak hanya itu, pengelola destinasi wisata dengan Satgas Covid-19 daerah dan rumah sakit juga saling terkoneksi.
“Ini penting dilakukan untuk menjaga diri dan sesama serta lokasi wisata dari virus corona,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram