Samarinda, intuisi.co-Hidup di Ibu Kota Kaltim tak jadi jaminan mendapat fasilitas dasar memadai. Buktinya, sampai 14 ribu warga di Kecamatan Sambutan, sampai kini belum mendapat fasilitas layanan air bersih.
Angin surga pun dikemukakan. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memberi sinyalemen persoalan air bersih di kawasan tersebut bakal teratasi. Salah satu upaya dilakukan dengan menggandeng investor dari Korea Selatan.
“Saya sudah minta tolong dibuatkan rancangan anggarannya secara profesional, biar pihak investor bisa melihat berapa investasi yang dikeluarkan (pemkot) dan kebutuhan tambahan yang mereka harus investasikan di IPA Sungai Kapih,” sebut Andi Harun, seperti dilansir dari rilis resmi Pemkot Samarinda, Selasa, 29 Juni 2021.
Pertemuan dengan investor dimaksud pun segera dilakukan. Susunan bujet bakal dipresentasikan di Jakarta, di depan investor Korea tersebut esok hari. Pertemuan itu merupakan kunjungan balasan dari kedatangan investor asal Negeri Ginseng tersebut ke Kota Tepian beberapa waktu lalu.
Menurut Andi Harun, rencana tersebut menjadi sangat penting lantaran bisa mengakhiri krisis air bersih di Sambutan dan sekitarnya. Selain IPA Sungai Kapih, Pemkot menawarkan penanaman modal di SPAM Cendana 3, Pelita 7 atau Bendang 2.
“Karena kalau melihat sisa kebutuhan nilai investasi yang diperlukan IPA Sungai Kapih sebesar Rp15 miliar saya pikir Pemkot bisa mengatasi, nanti sambil kita pelajari,” sebutnya.
Air Bersih Sampai ke Utara
Sementara itu, Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso menyebut urusan peluang investasi bagi pihak investor sebaiknya diarahkan kepada pembangunan SPAM Cendana 3. Mengingat Pemkot sendiri belum melakukan aktivitas di project tersebut.
“IPA Cendana 3 saran saya lebih memungkinkan jika ada investor yang ingin berinvestasi penuh di proyek ini,” terangnya.
Dengan begitu, kata dia, pemegang modal bisa menyediakan kebutuhan IPA tersebut. Mulai dari pipa, teknologi pengelolaan hingga sebagai operator jika sistem ini sudah berjalan. Untuk membangun IPA Cendana 3 sendiri, dibutuhkan dana sebesar Rp38 miliar dengan kapasitas produksi 200 liter/detik.
“Jika berfungsi wilayah distribusi bisa sampai ke Kecamatan Samarinda Utara,” pungkasnya. (*)