Pencapaian 76 Desa Mandiri di Kukar, Bupati Edi Beri Penghargaan Tinggi
Di tengah seremonial BBGRM ke-XXI, 76 desa di Kukar meraih status mandiri—sebuah pencapaian yang tak lepas dari kerja keras dan komitmen kepala desa.
Kembang Janggut, intuisi.co – Di bawah naungan langit biru Kembang Janggut pada Sabtu, 11 Mei 2024, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, berdiri dengan penuh rasa bangga. Di hadapan para kepala desa yang berjejer rapi dalam Apel Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-XXI Tingkat Kabupaten Kukar, Edi tidak hanya menyampaikan apresiasi, tetapi juga merayakan sebuah pencapaian yang luar biasa—76 desa dari total 193 di Kukar telah berhasil menyandang status desa mandiri, sesuai dengan Indeks Desa Membangun (IDM).
“Pencapaian ini bukanlah hasil dari kerja satu atau dua pihak saja. Ini adalah buah dari komitmen, kerja keras, dan kolaborasi antara pemerintah daerah, perangkat desa, dan seluruh lapisan masyarakat,” ujar Edi dengan nada yang penuh penghargaan.
Capaian ini tidak hanya angka di atas kertas. Ini adalah simbol keberhasilan yang nyata, hasil dari strategi dan kebijakan yang telah dilaksanakan dengan penuh dedikasi. Di tengah derasnya arus tantangan yang melanda desa-desa di Kukar, Pemkab Kukar hadir dengan berbagai program unggulan seperti Kukar Idaman yang dirancang khusus untuk mengangkat potensi dan memperkuat perekonomian desa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMPD) Kukar, Arianto, menyoroti bagaimana lonjakan signifikan desa mandiri mulai tampak sejak tahun 2022. Pada tahun itu, sebanyak 40 desa berhasil meningkatkan statusnya menjadi desa mandiri, dan setahun berikutnya, 30 desa lainnya menyusul. Lonjakan ini, menurut Arianto, adalah hasil dari pendekatan yang lebih proaktif dalam mengidentifikasi masalah di desa dan memberikan dukungan yang tepat sasaran.
“Kami tidak hanya datang dengan solusi, tapi kami mendengarkan, memahami, dan bekerja bersama desa-desa tersebut. Peningkatan ini didorong oleh upaya menyeluruh untuk membantu desa menyelesaikan permasalahan dan memaksimalkan kewenangan yang mereka miliki,” jelas Arianto.
Salah satu program yang menjadi katalisator utama dalam transformasi desa-desa di Kukar adalah kerjasama dengan Bank Kaltimtara, di mana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diberdayakan menjadi agen bank. Ini bukan sekadar kerjasama finansial, melainkan langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi desa. Melalui BUMDes, desa-desa di Kukar kini dapat menyediakan layanan keuangan yang sebelumnya sulit diakses, sehingga roda perekonomian desa berputar lebih cepat.
“Kerjasama ini adalah salah satu upaya untuk memenuhi indikator ketahanan ekonomi desa. Dengan menjadi agen Bank Kaltimtara, BUMDes kini berperan lebih dari sekadar lembaga ekonomi lokal—mereka menjadi pilar utama dalam mendukung kemajuan desa,” tambah Arianto.
Keberhasilan ini memberikan harapan baru bagi desa-desa lainnya di Kukar. Dengan terus menjaga sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin, Pemkab Kukar optimis bahwa target menjadikan seluruh desa di Kukar sebagai desa mandiri bukanlah mimpi yang tak terjangkau, melainkan sebuah kenyataan yang perlahan tapi pasti, mulai terbentuk. Setiap desa yang berhasil, adalah bukti nyata dari komitmen yang tidak kenal lelah, sebuah perjalanan panjang menuju kemandirian dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat desa. (adv)