Penghargaan Kemendikbudristek untuk Bupati Edi atas Komitmen Pelestarian Bahasa Kutai
Di tengah arus modernisasi, Kutai Kartanegara berhasil menjaga warisan budaya. Bupati Edi Damansyah meraih penghargaan nasional atas dedikasinya.
Jakarta, intuisi.co – Di tengah derasnya arus globalisasi yang kerap menggerus identitas lokal, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan komitmen luar biasa dalam menjaga salah satu aset budaya paling berharga: bahasa daerah. Bupati Kukar, Edi Damansyah, baru saja menerima penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia atas upaya tersebut.
Penghargaan ini bukan hanya sekadar piagam, tetapi merupakan pengakuan nasional atas dedikasi Edi Damansyah dan jajarannya dalam melaksanakan program Merdeka Belajar serta program Revitalisasi Bahasa Daerah. Di tahun 2024, bahasa Kutai bahkan diresmikan sebagai bahasa nasional pada Hari Pendidikan Nasional, dengan semboyan penuh makna dalam bahasa Kutai, “Basa Kutai mandik te apai,” yang artinya bahasa Kutai tidak terbendung.
Revitalisasi bahasa daerah, khususnya bahasa Kutai, bukanlah pekerjaan mudah. Proses ini melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah, yang keduanya berperan penting dalam menjaga agar warisan budaya ini tetap hidup di tengah masyarakat. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah pusat diwujudkan melalui regulasi seperti Pasal 32 ayat (2) UUD 1945 dan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang menggarisbawahi pentingnya pelindungan bahasa dan sastra daerah.
Acara penganugerahan tersebut berlangsung meriah dalam pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 2 Mei 2024. Suasana penuh apresiasi terasa ketika Kukar, bersama 19 daerah lainnya, menerima penghargaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek.
Namun, penghargaan ini hanya sebagian dari perjalanan panjang dalam melestarikan bahasa daerah. Dalam waktu dekat, Edi Damansyah akan memimpin rapat koordinasi yang melibatkan 353 peserta dari seluruh Indonesia. Rapat yang digelar pada 2-3 Mei di Jakarta ini akan menjadi wadah untuk memperkuat sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dalam melestarikan bahasa daerah di seluruh Indonesia. Agenda rapat tersebut meliputi pembahasan berbagai isu penting, mulai dari kebijakan regulasi hingga kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten di bidang bahasa daerah.
Edi Damansyah mengungkapkan bahwa penghargaan ini adalah dorongan semangat bagi Kukar untuk terus maju. Di tengah tantangan modernisasi, bahasa Kutai akan terus hidup dan berkembang, mencerminkan identitas dan kebanggaan masyarakatnya. “Bahasa adalah jati diri kita,” kata Edi dengan tegas. “Dan Kukar akan memastikan jati diri ini tetap kuat dan tak tergoyahkan.”
Penghargaan ini, di mata Edi, adalah bukti bahwa Kukar sedang berjalan di jalur yang benar dalam upaya menjaga warisan leluhur untuk generasi mendatang. (adv)