Penyerapan Karbon di Hutan Eropa Anjlok

Kerusakan hutan di Eropa akibat penebangan berlebihan

intuisi

1 Agu 2025 20:02 WITA

karbon
Ilustrasi hutan rusak karena penebangan tanpa henti. (istimewa)

Jakarta, intuisi.co— Ilmuwan memperingatkan, kapasitas hutan Eropa untuk menyerap karbon terus menurun drastis akibat tekanan yang semakin besar dari aktivitas manusia dan krisis iklim. Temuan ini mengancam pencapaian target nol emisi karbon Uni Eropa pada 2050, yang sangat mengandalkan sektor kehutanan sebagai penyeimbang emisi industri.

Dalam laporan terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature, para peneliti dari Pusat Penelitian Gabungan (JRC) Uni Eropa menyebut bahwa selama periode 2020–2022, hutan Eropa hanya mampu menyerap sekitar 322 juta ton karbon dioksida ekuivalen per tahun. Jumlah ini tiga kali lipat lebih rendah dibandingkan serapan karbon pada periode 2010–2014.

“Tren ini, dikombinasikan dengan penurunan daya tahan hutan Eropa, mengindikasikan bahwa target-target iklim Uni Eropa yang bergantung pada penyerapan karbon kini dalam bahaya,” demikian kutipan isi studi tersebut, Rabu (30/7/2025).

Saat ini, sektor kehutanan dan penggunaan lahan Uni Eropa hanya mampu mengimbangi sekitar 6 persen dari total emisi gas rumah kaca tahunan. Padahal, untuk mencapai target net-zero pada 2050, dibutuhkan kontribusi setidaknya 8 persen dari sektor ini. Kesenjangan tersebut diperkirakan akan semakin melebar menjelang 2030.

Profesor Agustín Rubio Sánchez, ahli ekologi dan ilmu tanah dari Polytechnic University of Madrid, menyebut strategi Uni Eropa terlalu bergantung pada skenario ideal.

“Mengandalkan hutan untuk menyeimbangkan seluruh anggaran karbon adalah angan-angan belaka. Hutan memang dapat membantu, tetapi kapasitasnya terbatas,” ujar Sánchez.

Studi JRC menyebutkan empat penyebab utama penurunan kapasitas serapan karbon: penebangan berlebihan, kebakaran hutan, kekeringan akibat perubahan iklim, dan wabah hama. Dampak kombinasi ini telah melemahkan fungsi ekologis hutan secara signifikan.

Menteri Lingkungan Hidup Swedia, Romina Pourmokhtari, dalam sebuah konferensi pers pekan lalu mempertanyakan strategi mitigasi saat bencana ekologis makin tak terkendali. “Apa yang harus kita lakukan ketika ada faktor-faktor yang tidak sepenuhnya bisa kita kendalikan—seperti kebakaran hutan atau kekeringan?” katanya.

Meski begitu, para peneliti menekankan bahwa situasi belum sepenuhnya tak terkendali. Upaya adaptif seperti mengurangi intensitas penebangan, serta menanam lebih banyak spesies pohon yang beragam, disebut dapat memperkuat daya tahan hutan. Langkah ini juga dapat meningkatkan kapasitas hutan dalam menyimpan karbon sekaligus menghadapi iklim ekstrem.

Di tengah negosiasi target iklim 2040 yang akan bersifat mengikat hukum, temuan ini menjadi tekanan politik tambahan bagi para pemimpin Eropa. Jika target emisi tetap dipaksakan tanpa penyesuaian strategi penyerapan karbon, maka agenda hijau Uni Eropa bisa tergelincir dari jalurnya. (*)Ilmuwan memperingatkan bahwa kerusakan hutan di Eropa akibat penebangan berlebihan. (*)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!