Perahu Fiber, Pilihan Nelayan Kukar yang Ramah Lingkungan
Nelayan Kukar beralih ke perahu fiber yang kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan. Pemkab Kukar dukung dengan bantuan dan pelatihan.
Tenggarong, intuisi.co – Nelayan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini mulai beralih dari perahu kayu ke perahu fiber. Perahu fiber memiliki keunggulan material yang kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar mendukung peralihan ini dengan memberikan bantuan perahu fiber kepada nelayan produktif. Selain itu, Pemkab juga mengadakan program pelatihan pembuatan perahu fiber bagi nelayan yang berminat.
“Kami terus memberikan pelatihan bagi mereka yang berminat untuk membuat perahu fiber,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Asli Husaini, Selasa (31/10/2023).
Asli menjelaskan, pemilihan bahan fiber glass ini didasari oleh keunggulan material tersebut yang kuat dan tahan lama. Berbeda dengan perahu berbahan kayu yang cenderung lapuk dan kurang tahan lama.
Selain aspek keawetan dan kekuatan material, sulitnya mendapatkan bahan baku kayu untuk pembuatan perahu merupakan faktor lain yang mendukung peralihan ke perahu fiber.
“Kayu semakin langka dan mahal. Perahu fiber lebih hemat biaya dan mudah perawatannya,” kata Asli.
Dalam rangka program pelatihan pembuatan perahu fiber, DKP Kukar bekerja sama dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung, Sulawesi Utara, yang merupakan bagian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
BPPP Bitung akan mengeluarkan sertifikat yang menjamin kualitas pembuatan perahu fiber dari nelayan Kukar. Saat ini, DKP Kukar telah mulai menerima pasokan perahu fiber dari pengrajin di Kecamatan Kota Bangun dan Muara Muntai.
Dukungan dari komunitas nelayan juga turut mempercepat peralihan dari perahu kayu ke perahu fiber. Mereka menyadari bahwa perahu fiber lebih ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan usaha nelayan.
“Perahu fiber tidak merusak ekosistem laut seperti perahu kayu yang sering menimbulkan sampah kayu di laut. Kami ingin menjaga laut kami agar tetap bersih dan sehat,” ujar salah seorang nelayan di Kecamatan Kota Bangun. (*)