Kutai KartanegaraPariwaraPemkab Kukar

Petani Millenial Kukar Terbanyak di Kaltim

Tahun bersalin dekade, jumlah petani Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kian tergerus. Regenerasi dan usia patut jadi perhatian

Tenggarong, intuisi.co-Tanpa ada jerih payah petani, tak akan ada nasi gurih di meja makan. Di Kukar, kelangsungan sektor pertanian ke depan bakal terancam lantaran persoalan regenerasi. Karenanya, Pemkab Kukar gencar melakukan peremajaan usia petani hingga ke pelosok desa. Dan yang menjadi target ialah para millenial yang berada di ratusan desa Kukar.

Misalnya saja, Pemerintah Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu yang mengundang generasi muda desa untuk memeluk profesi sebagai petani milenial, sebuah langkah yang diharapkan dapat membuka mata pemuda terhadap potensi besar yang terpendam di sektor pertanian.

Desa Loh Sumber, yang telah lama dikenal dengan dedikasinya pada pertanian, kini menawarkan lebih dari sekadar pekerjaan; mereka menawarkan visi. Dengan inisiatif seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama yang sukses memproduksi beras berkualitas tinggi khas Kukar, dan program Sinar Purnama yang fokus pada pembinaan serta pemberdayaan petani, desa ini berada di garis depan revolusi pertanian.

Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno menekankan pentingnya infrastruktur pertanian yang solid sebagai fondasi untuk meningkatkan produktivitas.

“Kami terus berupaya meningkatkan infrastruktur pertanian untuk memastikan petani kita dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik,” ujar Sukirno pada Selasa, 4 Juni 2024.

“Ini semua kami lakukan sebagai persiapan menyongsong era baru, khususnya dengan penetapan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur,” sambungnya.

Sukirno memiliki visi jangka panjang, di mana pertanian tidak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga menjadi ukuran keberhasilan dan kemakmuran bagi petani.

“Dengan pembangunan IKN, kami yakin pertanian akan mengalami kebangkitan,” imbuhnya.

Dia menerangkan, optimisme ini bukan tanpa dasar. Urbanisasi yang akan terjadi seiring dengan pembangunan IKN membuat persiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan pemilik lahan menjadi aspek krusial.

“Kami berkomitmen untuk menjadikan pertanian sebagai pilar ekonomi yang kuat dan berkontribusi dalam menyambut masa depan yang lebih baik,” jelasnya.

Dengan semangat yang sama, pemerintah desa mengajak para pemuda, khususnya yang baru lulus sekolah, untuk melihat peluang yang ada di depan mata. Bukan hanya sebagai pekerja, tetapi sebagai pemilik dan pengelola lahan yang sukses.

“Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak pemuda untuk memilih jalan menjadi petani milenial, yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga berkontribusi pada kemajuan desa dan bangsa secara keseluruhan,” sebutnya.

Dia menambahkan, pemuda Desa Loh Sumber kini dihadapkan pada pilihan yang bisa mengubah masa depan mereka dan desa mereka. Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa, langkah menuju pertanian modern yang berkelanjutan tampaknya bukan lagi sekadar mimpi.

“Ini adalah panggilan untuk bertindak, untuk bangkit, dan untuk berinovasi demi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan,” terangnya.

Langkah pemkab soal petani millenial pun berbuah manis. Hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dari total 45.567 petani milenial yang berusia 19–39 tahun di Kaltim, sebanyak 12.536 orang atau 27,51 persen berasal dari Kutai Kartanegara. Di posisi kedua dan ketiga, ada Kabupaten Paser dengan 10.182 orang (22,35 persen) dan Kabupaten Berau dengan 7.017 orang (15,40 persen).

Sebagaimana diketahui, petani milenial merupakan kelompok petani yang berpotensi untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Timur, mengingat mereka memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengusahakan pertanian.

Berdasarkan hasil ST2023, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sebanyak 45.567 orang atau 24,90 persen dari total 182.991 petani di Benua Etam. Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 59.318 orang (32,4 persen) dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 48 orang (0,03 persen).

Teknologi digital yang dimaksud meliputi penggunaan internet, media sosial, aplikasi, perangkat lunak, perangkat keras, sensor, drone, dan sebagainya. Paling Banyak Petani Teknologi digital dapat membantu petani milenial untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kualitas, dan daya saing produk pertanian mereka. Selain itu, teknologi digital juga dapat memfasilitasi petani milenial untuk mengakses informasi, pasar, modal, jaringan, dan layanan pertanian lainnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.