Pemkab Kukar

Potensi Geser Batu Bara, Kukar Terus Seriusi Pengembangan Pariwisata

Sektor pariwisata mendapat perlakuan istimewa di Kukar. Ratusan event yang digelar dalam setahun menjadi salah satu tanda keseriusan.

Tenggarong, intuisi.co—Roda perekonomian Kaltim telah bertahun-tahun mengandalkan batu bara. Namun pada masa mendatang, pariwisata menjadi menjadi sektor yang dapat diandalkan. Kutai Kartanegara (Kukar) pun terus menunjukkan keseriusan mengoptimalkan sektor tersebut.

Potensialnya pariwisata memang bukan cuma di mulut. Bukan tanpa alasan. Sejak dulu, pariwisata telah memegang peran penting sebagai sumber pertumbuhan ekonomi negara. Berperan krusial pula mendukung perbaikan transaksi berjalan di Tanah Air. “Sebelum pandemi, sumber devisa kita nomor dua itu pariwisata. Batu bara nomor satu,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Tutuk SH Cahyono, Sabtu, 6 November 2021.

Selama 2017–2019, batu bara memang mencatatkan devisa tertinggi dibanding komoditas lainnya. Dari USD20,5 miliar pada 2017, naik jadi USD24 miliar setahun kemudian. Dan pada 2019 turun jadi USD21,7 miliar—meskipun tetap tertinggi dibanding komoditas lain. Sedangkan pariwisata mencatatkan devisa USD14,7 miliar pada 2017; naik jadi USD17,9 miliar setahun kemudian; meningkat lagi jadi USD18,4 miliar pada 2019. Sejak 2018, pariwisata menjadi sumber devisa tertinggi kedua di Indonesia, menyalip minyak kelapa sawit. Dan meski masih terpaut cukup jauh dari batu bara, pariwisata setidaknya mampu konsisten meningkat sebelum pandemi covid-19 merebak.

Maka, tak mengejutkan jika kemudian pariwisata dikemukakan jadi andalan. Potensinya pun tak main-main. Dengan strategi tepat, sektor ini sungguh mampu menggeser peran utama batu bara pada masa mendatang

Harapan ini diperkuat hasil analisis dampak dari Computable General Equilibrium Interregional Input-Output (CGE IRIO) 2010 yang dilakukan BI Kaltim. Adapun CGE adalah suatu kelas model ekonomi menggunakan data ekonomi aktual untuk memperkirakan reaksi sektor ekonomi terhadap perubahan terhadap faktor-faktor eksternal seperti kebijakan, teknologi, dan lainnya. Dan hasilnya, penambahan investasi dan produktivitas di pariwisata memiliki dampak lebih signifikan dibanding pertambangan.

Skenario Investasi Rp1 Triliun di Pariwisata

Dari skenario 1 simulasi model CGE, didapatkan bahwa penambahan investasi Rp1 triliun di sektor pariwisata lebih memiliki dampak tinggi dan berkelanjutan. Sedangkan pertambangan pada jangka panjang memunculkan dampak yang terus menurun.

Investasi Rp1 triliun di pariwisata juga mampu meningkatkan PDRB Kaltim hingga 0,3 persen dari baseline-nya. Yang menurut BI, hal tersebut disebabkan rambatan keekonomian yang luas dari sektor tersebut.

Sementara dalam skenario dua, simulasi model CGE mendapati jika pemerintah menjadikan pariwisata fokus utama terhadap arah pembangunan wilayah, efek penyerapan tenaga kerja akan jauh lebih tinggi dibandingkan sektor pertambangan sebagai fokus utama. Refocusing arah pembangunan terhadap pariwisata meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kaltim mencapai 1,84 persen lebih tinggi dibanding baseline-nya.

“Di pariwisata, sekali investasi, dampaknya terus-menerus. Kesempatan kerja juga luas dan menciptakan banyak sekali sektor bergerak. Mulai travel, ekonomi kreatif, dan lainnya,” urai Tutuk.

Infografis Keseriusan Kukar Kembangkan Pariwisata (tim kreatif intuisi.co)

Pergerakan Masif di Kukar

Di Kaltim, Kukar adalah daerah yang begitu menunjukkan keseriusan dalam berinvestasi di bidang pariwisata. Keseriusan itu pula yang membuat sektor ini menjadi salah satu titik fokus dalam visi-misi Bupati Edi Damansyah dan Wakil Rendi Solihin. Sebagian implementasinya tercermin lewat rangkaian event yang rutin digelar tiap tahunnya.

“Dari visi-misi bupati, diatur bagaimana caranya agar orang bisa tinggal lebih lama di Kukar dengan adanya festival-festival kebudayaan,” terang Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Kukar, Muhammad Ridha Fatrianta

Edi Damansyah sebagai bupati, disebut mencanangkan program 100 event kebudayaan dalam setahun. Dengan langkah ini, diharapkan mampu mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten tersebut. Makin banyak yang datang ke Kukar, dan menginap lebih lama. Perputaran ekonomi pun akhirnya terus bergerak kencang.

Adapun dalam pelaksanaannya, 100 festival dalam setahun bukan sekadar dikejar secara kuantitas. Karena secara teknis justru event kebudayaan di Kukar telah berjumlah lebih seratus dalam setahun. Namun demikian, 100 festival yang dimaksud dalam hal ini adalah event yang memenuhi kriteria dan standar tertentu. Seperti seberapa lama event tersebut mampu menggaet orang bertahan di Kukar. Begitu juga unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Yang bukan hanya pemerintah, melainkan juga masyarakat dan unsur swasta.

Meskipun, diakui pandemi covid-19 yang merebak membuat strategi besar tersebut jadi tak optimal. Namun seiring waktu, ragam siasat telah dilakukan. Termasuk dengan konsep menggelar event secara hybrid. Geliat dari rangkaian event itupun mulai kembali terasa. “Mudah-mudahan tahun depan festival dan event-event bisa berjalan normal,” harapnya.

Dinas Pariwisata Kukar pun menyukuri tren kasus covid-19 yang kian menurun. Jika tren tersebut mampu terus konsisten, dampaknya terhadap kunjungan wisata diyakini bakal kembali terasa, terutama tahun depan. Hanya, disadari pemerintah dalam hal ini tak dapat bergerak sendiri. “Artinya, yang terpenting saat ini adalah bersatu dulu menyelesaikan pandemi,” pungkas Ridha. (*)

 

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.