Puskesmas Sanga-sanga Luncurkan GESIT SELES untuk Cegah Kanker Serviks
Empat kasus kanker terlambat terdeteksi di Sanga-sanga memicu aksi. Lewat GESIT SELES, Puskesmas berupaya melawan stigma dan menyelamatkan nyawa.
Tenggarong, intuisi.co – Bayangkan seorang ibu muda di Sanga-sanga yang merasakan perubahan aneh pada tubuhnya. Dia menunda pemeriksaan karena rasa malu dan takut menghadapi kemungkinan terburuk. Beberapa bulan kemudian, diagnosis terlambat menghantui—kanker serviks stadium lanjut. Kisah ini bukan fiksi. Dalam empat tahun terakhir, Puskesmas Sanga-sanga mencatat empat kasus kanker serviks dan payudara yang terlambat dideteksi, menimbulkan risiko serius pada kehidupan penderitanya.
Merespons ancaman ini, Puskesmas Sanga-sanga menciptakan langkah inovatif: GESIT SELES (Gerakan Sadar Periksa IVA Test dan Sedonis Reproduksi Lebih Sehat). Program berbasis komunitas ini dirancang untuk mendobrak stigma, meningkatkan kesadaran, dan mempermudah akses perempuan pada deteksi dini kanker.
“Inilah jawaban atas keprihatinan kami terhadap rendahnya kesadaran perempuan terhadap kesehatan reproduksi mereka. Deteksi dini adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa,” ujar Siti Munibah, inisiator program sekaligus tenaga kesehatan Puskesmas Sanga-sanga, Jumat (29/11/2024).
Data Puskesmas menunjukkan peningkatan jumlah perempuan yang menjalani IVA Test, dari 235 orang pada 2022 menjadi 338 pada 2023. Namun, angka ini masih jauh dari ideal, mengingat populasi perempuan usia 30–50 tahun yang membutuhkan pemeriksaan ini.
Program GESIT SELES tidak hanya menawarkan pemeriksaan, tetapi juga pendekatan yang mengubah cara pandang masyarakat. Melalui tiga strategi utama—**Posyandu rutin, edukasi di arisan PKK, dan kunjungan rumah**—program ini menjadikan topik kesehatan reproduksi lebih inklusif dan nyaman.
Pada kegiatan Posyandu bulanan, pemeriksaan IVA dilakukan bersamaan dengan layanan kesehatan ibu dan anak. Edukasi di arisan PKK menyampaikan informasi dalam suasana santai, sementara kunjungan rumah memastikan perempuan yang ragu atau takut bisa mendapatkan pelayanan langsung.
“Dengan pendekatan ini, rasa takut dan malu perlahan memudar. Kami ingin perempuan merasa aman dan yakin bahwa kesehatan reproduksi adalah hak mereka,” jelas Siti.
Program ini mendapat apresiasi dari Camat Sanga-sanga, Dachriansyah, yang menekankan pentingnya pencegahan dini. “GESIT SELES telah membawa dampak nyata dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kami berkomitmen mendukung penuh inisiatif ini,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Dinas Kesehatan Kukar, yang memasukkan program ini dalam RPJMD 2021–2026. Dengan dukungan teknis dan pendanaan, keberlanjutan GESIT SELES dijamin untuk memberi manfaat lebih luas.
Lebih dari sekadar angka, program ini memupuk perubahan besar dalam cara masyarakat memandang kesehatan reproduksi. Ketakutan dan stigma mulai tergantikan dengan kesadaran bahwa deteksi dini adalah langkah menyelamatkan hidup.
“Kami melihat semakin banyak perempuan yang berani memeriksakan diri. Ini adalah awal dari perubahan yang kami impikan,” ungkap Siti penuh harap.
Puskesmas Sanga-sanga berharap GESIT SELES dapat menjadi inspirasi bagi kecamatan lain di Kukar, bahkan di tingkat provinsi. “Dengan pemberdayaan perempuan melalui kesehatan, kami membangun generasi yang lebih percaya diri, produktif, dan bebas dari ancaman kanker,” tutup Siti.
Melalui langkah gotong royong yang inovatif, GESIT SELES menjadi bukti bahwa tantangan sebesar apa pun dapat diatasi bersama. Di balik setiap upaya, ada harapan untuk masa depan yang lebih sehat dan kehidupan perempuan yang lebih bermakna. (adv)