DPRD Kaltim

Reformasi Pendidikan Pancasila: Meretas Jalan Melawan Bullying dan Membentuk Generasi Emansipatif

Samarinda, Intuisi.co – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan serius dalam ranah pendidikan moral, terutama terkait kurangnya minat siswa pada pelajaran Pancasila. Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim, Akhmad Reza Fachlevi, memandang permasalahan ini sebagai akar dari maraknya kasus bullying di sekolah.

Dalam pandangannya, reformasi pendidikan Pancasila tidak hanya penting untuk mengurangi kasus bullying, tetapi juga untuk membentuk generasi yang memiliki pemahaman kritis terhadap nilai-nilai Pancasila dan mampu mengaplikasikannya dalam konteks modern. Absennya Pendidikan Pancasila dan Tantangan Era Modern Menurut Reza Fachlevi, absennya pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tidak hanya memicu kasus bullying, tetapi juga menciptakan tantangan khusus dalam menghadapi era modern.

Reza menyoroti bahwa siswa yang kurang tertarik pada pelajaran Pancasila mungkin tidak melihat relevansinya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, perlu ada pendekatan yang inovatif dan inklusif agar nilai-nilai Pancasila dapat diinternalisasi dengan lebih baik oleh siswa. Reformasi pendidikan harus menjadi titik tolak untuk memasukkan elemen-elemen kontemporer yang dapat menarik perhatian siswa.

Reza Fachlevi mengusulkan pendekatan pendidikan emansipatif sebagai solusi untuk mengatasi kasus bullying di sekolah.

“Pendidikan emansipatif tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga memberdayakan siswa untuk berpikir kritis, mengembangkan empati, dan mendorong keberagaman pandangan. Dengan memasukkan elemen-elemen ini ke dalam kurikulum Pancasila, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan moral dan intelektual.” Ujarnya.

Selain itu, Reza meresapi bahwa digitalisasi juga membuka peluang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila melalui platform pendidikan daring. Dengan menggabungkan teknologi dengan nilai-nilai moral, pendidikan Pancasila dapat menjadi lebih relevan dan menarik bagi generasi muda yang tumbuh dalam era digital ini. Revitalisasi Pendidikan Pancasila untuk Membangun Kritisisme Sosial Reza Fachlevi mendukung revitalisasi pendidikan Pancasila dengan fokus pada pembangunan kritisisme sosial.

“Siswa perlu diajak untuk tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga untuk mempertanyakan dan mengkritisi ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan diskriminasi dalam masyarakat. Dengan memberikan siswa alat-alat intelektual dan moral untuk mengidentifikasi dan melawan ketidakadilan, pendidikan Pancasila dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan sosial positif.”

Reza menekankan bahwa menciptakan lingkungan di mana siswa merasa didukung untuk mengembangkan kritisisme sosial mereka adalah kunci untuk membentuk generasi yang peduli dan proaktif.  Membangun Pendidikan Pancasila yang Progresif Dalam menghadapi masalah kasus bullying di sekolah, Reza Fachlevi mendorong untuk melihat pendidikan Pancasila sebagai sarana untuk membentuk generasi yang tidak hanya menghafal nilai-nilai moral, tetapi juga mampu mengaplikasikannya secara kritis dalam kehidupan sehari-hari. (DPRDKALTIM/ADV/CRI).

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.