Tenggarong, intuisi.co- Regenerasi petani muda di Kecamatan Tenggarong Seberang kini mendapat sentuhan inovasi lewat pertanian digital. Dengan pendekatan berbasis teknologi, sektor pertanian diharapkan menjadi lebih menarik dan menguntungkan bagi generasi muda, sehingga dapat menciptakan para agripreneur.
Dulu, pertanian sering dianggap sebagai pekerjaan fisik berat dengan keuntungan yang tidak menentu. Namun, perkembangan teknologi telah mengubah wajah sektor ini menjadi industri modern yang menjanjikan peluang bisnis baru.
Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menyadari rendahnya minat anak muda terhadap pertanian karena citra sektor ini yang dianggap kurang menguntungkan. Untuk mengubah paradigma tersebut, pemerintah mulai menghadirkan teknologi modern dalam dunia pertanian
“Banyak anak muda belum melihat pertanian sebagai bidang yang menjanjikan. Padahal, dengan teknologi digital seperti pertanian presisi, IoT, dan aplikasi pertanian, sektor ini bisa sangat menguntungkan,” ujar Tego, Kamis (6/3/2025).
Saat ini, inovasi dalam pertanian semakin berkembang guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi seperti drone untuk pemetaan lahan dan penyemprotan pupuk, sensor tanah berbasis IoT, serta sistem irigasi otomatis berbasis aplikasi menjadi terobosan baru yang diterapkan di berbagai daerah.
Pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang berencana bekerja sama dengan universitas, startup agritech, dan komunitas petani modern guna memperkenalkan metode pertanian berbasis digital kepada anak muda.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pertanian tidak lagi dilakukan dengan cara konvensional. Teknologi menjadikan proses bertani lebih praktis dan menguntungkan,” tambah Tego.
Sebagai langkah konkret, program inkubasi pertanian digital juga tengah disiapkan. Melalui program ini, generasi muda akan mendapatkan pelatihan langsung dalam pengelolaan lahan berbasis data, pemanfaatan e-commerce untuk pemasaran hasil panen, serta pembuatan produk turunan agar memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Tantangan Regenerasi Petani
Salah satu tantangan utama dalam regenerasi petani adalah keterbatasan modal dan akses pasar. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang berupaya menghubungkan petani muda dengan berbagai sumber pendanaan, baik dari bantuan pemerintah, investor, hingga perbankan syariah.
Selain itu, kerja sama dengan marketplace dan koperasi pertanian akan diperkuat guna memastikan produk pertanian milenial memiliki jalur distribusi yang jelas dan menguntungkan.
“Kami ingin anak muda yang terjun ke pertanian tidak hanya bertani, tetapi juga memiliki pola pikir bisnis agar mampu berkembang secara berkelanjutan,” jelas Tego.
Dengan strategi berbasis teknologi dan dukungan penuh dari pemerintah, regenerasi petani di Tenggarong Seberang diharapkan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif.
Pemerintah optimistis bahwa munculnya petani-petani muda berbasis digital akan membawa perubahan besar bagi sektor pertanian.
Mereka bukan hanya pekerja ladang, tetapi juga inovator yang mampu meningkatkan daya saing pertanian Kukar di tingkat nasional maupun global.
“Kami tidak hanya ingin mempertahankan sektor pertanian, tetapi juga menjadikannya sebagai industri modern yang bisa menjadi pilihan karier menarik bagi anak muda. Dengan pendekatan yang tepat, pertanian bisa menjadi sektor yang keren dan menjanjikan,” pungkas Tego. (adv/ara)