Samarinda, intuisi.co – Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS) merupakan salah satu rumah sakit rujukan covid-19 di Kaltim. Saat ini, ruang perawatan pasien covid-19 di sana nyaris penuh. Sedangkan tenaga kesehatan dan medis yang tersedia masih sangat terbatas.
“Mereka yang bekerja saat ini sudah overtime, terlebih yang bersentuhan langsung dengan pasien covid-19,” sebut Direktur RSUD AWS Samarinda dr David Hariyadi Mashjoer, dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim.
Keluhan direktur rumah sakit pelat merah itu memang sangat beralasan. Sebaran virus corona di Kaltim saat ini tak main-main. Jumlah kasus aktif saat ini sebanyak 8.128 orang. Termasuk kasus yang menjalani isolasi mandiri maupun di rumah sakit.
Penambahan kasus yang terus terjadi setiap hari, membuat rumah sakit makin kewalahan. Sementara tenaga kesehatan dan tenaga medis juga masih sangat terbatas. “Tiap hari juga harus terus menerus menggunakan alat pelindung diri atau APD,” ungkapnya.
Informasi dihimpun intuisi.co, terdapat 65 tempat tidur bagi pasien covid-19 di RSUD AWS. Sebanyak 80 persen di antaranya sudah terisi. Secara teori, kondisi ini sudah bisa kelebihan kapasitas karena angka ideal keterisian ruang perawatan adalah 60 persen. Belum lagi fasilitas tersebut masih mesti dibagi untuk perawatan perawatan ibu hamil dengan virus corona, perawatan pasien baru lahir dengan covid-19, termasuk pasien cuci darah dengan virus corona dan ruang intensive care unit (ICU) covid-19.
RSUD AWS Berencana Tambah Tempat Tidur
RSUD AWS berusaha menyikapi kondisi dengan menambah tempat tidur. Namun niatan itu tak dapat diwujudkan begitu saja. “Saat ini pasien non-covid-19 yang rawat jalan lama-kelamaan juga harus dirawat inap,” imbuhnya.
Menurut David, semakin banyak orang terjangkit virus corona maka kian banyak pula kebutuhan fasilitas kesehatan. Seperti ruang rawat inap, tenaga kesehatan, dan obat-obatan. Terkadang dalam perjalanannya, ada pasien yang awalnya korban kecelakaan lalu lintas ternyata positif virus corona sehingga penanganan wabahnya lebih didulukan.
“Sebab apabila dibiarkan bisa menulari petugas dan pasien lainnya,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram